Pages

Sunday 11 December 2011

Blast from the Past



Yeah, I have seen this movie for many times but I never-never-never-ever get bored. The movie is pretty fun, smart and for family. Backsound was a old folk songs, a bit blue songs, ballad songs - well I like it. I like Adam (Brendan Fraser) who rolled as a smooth man and never see the world. Adam and his family lived in fallout shelter for 35 years, seems like Alice in wonderland who lived in the hole. But they were survive even lived in the hole. Until one day, Adam should go up and buy the stuff they needed. There's so funny while the father was in yellow jacket - mask and went up then met a half-crazy man, the father said "I come in peace" It looks like ridiculous, you have to watch it, fella!

Adam was sooooo naive, he just liked a kid who see the new world. Going on the bus and exciting while the bus going, play roller blade and got pee on his pants while in the sea. But Adam was smart, polite, expert on dancing, and (not supposed) rich. But his abilities did not make Eve -first girl Adam fell in love- loved Adam too. It's up and down rhythm. But trust me, it's such a fairy tale story. I like fairy tale because always happy ending.

Well I got to say that's all. You'd better see this amusing movie! You'll never be disappointed on my taste movie.


This is my favorite scene, very hilarious:

Adam : (had just go up and exciting see the sky and surrounding then see a Negro Woman)

A Negro Women : What are you lookin' at?

Adam : (still exciting) Oh, my lucky stars, a Negro!

A Negro Woman : Say what?

Adam : How do you do, ma'am? (Gave a hand to shake hand)

A Negro Woman : I do all right (Shaking hand tightly)

Adam : Good (Then he looked at the store and there was an adult book store) Oh, NO! Poisonous gas! Run for your life!

I have to laugh out loud - roll on the floor.

Wednesday 7 December 2011

Sakit, Alhamdulillah

Hampir seminggu ada luka di kaki saya akibat terjatuh dari motor, luka yang cukup besar dan dalam sehingga secuil daging putih terlihat di punggung kaki saya. Dan hingga kini, saya belum diurut padahal menurut beberapa teman yang pernah mengalami kejadian ini, sebaiknya harus diurut, takut-takut (pasti) ada salah urat atau urat terjepit karena kaki kiri saya ini lebih besar alias bengkak 1.5 kali dari kaki kanan saya.

Sempat 2 hari kaki saya tidak bisa diajak beraktivitas, saya berjalan harus menyeret atau sekonyong-konyongnya melangkah dengan 1 kaki. Kaki yang bengkak ini cukup saya balur dengan minyak tawon dan salep Thrombopob, sedangkan untuk lukanya diberi obat Betadine. Setelah 4 hari kaki saya pun mulai membaik, saya bisa berjalan lebih cepat daripada sebelumnya dan sudah bisa pakai sepatu walaupun sedikit aneh penampakannya.

Saya tak lagi mengendarai si motor metik dan kini motor putih itu bertambah coraknya, ada sedikit abu-abu berbaret dekat headlamp dan juga spion kiri yang tak lagi berdiri tegak. Saya kembali seperti dulu, pergi ke kampus menggunakan transportasi umum. Sampai saat ini saya masih nyaman-nyaman saja dengan keadaan seperti ini. Saya merasa senang ketika berbagi tempat duduk di angkot, tidak sengaja bertemu teman di angkot, mendengar celoteh-celotehan orang di angkot, dan tentu secara tak langsung bersilaturahmi dengan orang lain walaupun tak saling kenal. Namun ada pula dampak negatifnya, pengeluaran saya membengkak seperti kaki saya. Dalam sehari saya tidak bisa menghitung berapa banyak uang yang telah saya belanjakan.

Kini kaki saya walaupun masih bengkak, sudah bisa berjalan agak normal. Tapi saat saya berhenti berjalan, di bagian luka dan bengkaknya terasa begitu nyut-nyutan seperti ada yang mau pecah. Gejala apa itu? Saya tak tahu.

Saya ingin segera sembuh, segera memakai sepatu dengan benar, berjalan dan berlari tanpa kesakitan saat berhenti, tidak lagi membalur dengan bermacam obat di kaki saya, and at least, mengendarai motor saya.

Saat kenikmatan diambil sedikit oleh Tuhan, betapa sangat berpengaruh besar dalam kehidupan saya. Kesehatan itu adalah intangible, saya ga bisa beli kesehatan. Kesehatan adalah rahmat yang langsung diturunkan oleh Tuhan kepada manusia. Sedangkan sakit adalah bisa jadi ujian atau mungkin musibah, sakit juga bisa membuat seseorang menjadi lebih dekat dengan Sang Maha. Memaknai sakit yang dialaminya, beristigfar saat merasakan sakitnya, kembali sadar bahwa sehat itu segalanya. Tuhan memberi sakit, semata-mata untuk bisa lebih mendekatkan diri pada-Nya. I should say for all I have been through "Alhamdulillah"

Saturday 19 November 2011

Meong, I love you!

Hewan yang paling imut, yang paling baik, yang paling lucu adalah KUCING. Gue suka banget ama kucing sejak gue kecil. Tapi kayanya ini pengaruh kakak gue yang suka kucing juga. Jadi sekeluarga suka kucing dan untungnya nyokap gue ngebolehin kita melihara kucing yang imut-imut itu.

Waktu gue SD kelas 1 ato 2 ato 3, gue pernah melihara kucing. Kita kasih nama yang standard banget, yaitu: Pusi. Kucing imut banget, jinak dan ga banyak tingkah. Tapi suatu saat dia semakin hari semakin melemah. Kerjaannya tidur-tiduraaan aja. Keluarga gue mulai curiga dengan keadaan si Pusi. Lantas, Ibu dan Abang bawa Pusi ke dokter hewan kenalan nyokap. Sampe di sana setelah di periksa ternyata Pusi mengidap suatu penyakit yang mematikan. LEUKIMIA. Saat tau penyakitnya, kita agak aneh, sedikit tekejut dan sedih . Tapi kucing bisa juga ya mengidap penyakit ini. Akhirnya Pusi di opname di rumah sang dokter. Setiap hari Abang dan Ibu nyamperin ke rumah dokter cuma buat ngeliat progress si Pusi. Tapi sayang, makin hari keadaan Pusi makin memburuk. Hingga suatu hari Pusi dipanggil Sang Maha Pencipta dan Mematikan. Gue dan Abang yang paling merasa sedih saat kehilangan Pusi. Sakitnya masih berasa ampe sekarang kalo Pusi tuh udah tiada. Sedih banget. :'(

Semenjak kepergian Pusi, nyokap ngelarang kita melihara kucing. Alesannya takut terlalu sakit saat kucing itu mati. Akhirnya beberapa tahun di keluarga gue ga ada kehadiran kucing. Tapi sampai suatu hari kita memelihar kucing lagi. Kucing yang kedua ini kita kasih dengan nama yang lebih unik: PUSSY (hehe sama aja ama kucing pertama :p). Pussy bertubuh gendut, agak galak, tapi imut juga. Pertemuan gue dengan Pussy awalnya, waktu itu Pussy jatuh di kali dekat rumah. Temen gue, sebut aja Adi, dia penyayang kucing juga. Ngeliat ada kucing ngeong ngeong minta tolong, akhirnya Adi nolongin kucing yang jatoh di kali itu. Waktu itu Pussy masih kecil banget, masih anak-anak. Kasian banget ngeliat dia basah kuyup. Akhirnya Adi ngebawa Pussy ke rumah, dibersihin, dimandiin, dikasih makan. Awalnya dia sering main di rumah Adi, tapi lama-lama dia lebih demen main di rumah gue. Sampe akhirnya Pussy jadi hewan peliharaan di rumah gue. Hari berlalu dengan kehadiran si Pussy, sampai suatu hari Pussy menjadi seorang bapak.
Pussy adalah kucing pengembara, dia sering main ke blok-blok rumah lain. Sampai suatu hari Pussy pulang sambil diikuti kucing kecil manis berwarna hitam. Gue cuma menduga kalau kucing kecil itu adalah anaknya Pussy, tapi ga tau juga sih. Karena kucing kecil itu seriiiiiiiing banget main ama Pussy, akhirnya secara ga langsung, kucing hitam itu juga menjadi hewan peliharaan kita. Kita beri nama Meti, alias kalo dibalik jadi item. Hehehe.

Makin lama hubungan ayah dan anak ini makin memburuk. Si Pussy seriiiiiiing banget dijailin ama Meti. Mungkin maksud Meti adalah ngajak main, tapi yaaaa dasar Pussynya udah tua, bawaannya emosian mulu. Pernah suatu hari ketika gue mau berangkat sekolah ama Ibu, tiba-tiba mereka bertengkar heboh luar biasa. Di dalem rumah, si Meti diuber-uber ama Pussy, sampe-sampe si Meti ter-ee-ee (maaf, saya ga tau pemilihan kata yang lebih halus) dimana-mana. Gue panik luar biasa. Jadinya gue bersihin seluruh lantai dulu sebelum pergi ke sekolah.

Saat gue harus pisah dengan mereka, satu malam sebelum gue pindah ke Bogor, Meti seperti mengerti dengan keadaan yang akan terjadi esok. Yang biasanya dia jarang tidur sama gue, malam itu dia tidur didekapan gue, seolah-olah dia tidak ingin gue pergi. Gue terharu ketika terbangun ada Meti di deket perut gue :')

Di Bogor, gue merindukan kucing-kucing gue yang dulu. Ingin rasanya melihara lagi, tapiiii, nyari kucing itu sesulit nyari pasangan. Harus cocok, harus sehati, harus nerima apa adanya. 2 tahun kita lalui tanpa kehadiran kucing. Kala itu gue pindah ke rumah di komplek IPB 2. Beberapa hari kemudian datanglah sehewan kucing amat sangat pemalu. Mungkin kucing tipikal sunda pemalu kali yaa. Tapi dengan kesabaran, keramahan, kelembutan gue (hihihi :p), kucing itu jadi nurut ama gue, dia ga takut, dia malah mau diapa-apain ama gue. Singkat cerita dia jadi peliharaan kucing gue yang keempat dan gue kasih nama: CINGON, akronim dari kucing oon. Iya, cingon sangat oon. Tiap gue kasih makan, dia malah kebingungan sendiri nyari makannya. Banyak deh hal-hal oon yang dia tunjukkan. Tapi biar pun oon, gue menerima apa adanya, masih banyak kelebihan yang dia miliki, dia penyayang, lembut, halus, penerut, dan menurut gue, cingon adalah peliharaan gue yang paling gue sayang diantara yang lain.

Suatu hari Cingon menunjukkan gejala yang aneh. Cingon berjalan tertatih-tatih dan terseok-seok. Gue pun bertanya-tanya ada apa dengan Cingon? Walaupun Cingon oon tapi dia ga cacat. Cingon ga mau makan, ga mau main, kerjaannya cuma tidur di bawah meja belajar gue. Karena ngeliat gejala ini, akhirnya Ibu ama Abang ngebawa Cingon ke rumah sakit di RSH IPB. Ternyata setelah diperiksa ama dokter, Cingon mengalami trauma dibagian pantatnya. Hipotesis sang dokter, sepertinya ada yang menendang bagian ekornya sehingga Cingon ga bisa pipis atau pun buang air besar. Oooooh, sungguh kasian dan menderitanya Cingon. Cingon dirawat inap di sana.

Waktu itu, gue sekolah siang dan pelajaran terakhir ada ulangan matematika. Gue ngerjain semampu gue, tapi ditengah-tengah ujian, gue amat-sangat-super sakit kepala luar biasa. Akhirnya gue nyerah ngerjain dan ngumpulin kedua, tapi untungnya nilainya lumayan bagus. Dan yang ngebuat gue bingung adalah: kenapa gue bisa pusing sehebat ini?

Gue pulang sekitar jam 17.30 nyampe rumah. Tiba-tiba gue merasa ada suasana berkabung yang menyelimuti di rumah gue. Gue langsung ga enak perasaannya. Ibu gue ngasih tau gue pelan-pelan kalo Cingon telah tiada. Cingon meninggal kira-kira saat gue sakit kepala tadi. Mungkin gue ada kontak batin dengan Cingon. Entahlah, yang pasti gue sangat dekat dengan Cingon. Gue sedih selama 3 hari. Menangis melepas kepergian Cingon. Sakit sekali, ketika kamu tau, apa yang kamu sayang telah tiada di tangan kamu.

Tuesday 8 November 2011

Jalan-jalan di Awal November

Perjalanan pulang ke Bandar Lampung kali ini sungguh berbeda. Saya pulang bersama Abang menunggangi motor menuju kampung halaman. Rute yang dilintasi pun tidak biasa, kami mengawali perjalanan dari rumah, Taman Pagelaran Bogor - Dramaga - Leuwiliang - Jasinga - Tenjo - Serang - Cilegon - Merak - Bakauheni - Kalianda - Tarahan - Kali Balok - Way Halim :D

Aaaaaaaaaah, sungguh perjalanan yang amat panjang dan super melelahkan tapi seruuuuu sekali. Jiwa petualang saya seolah-olah terpanggil kembali. Ingin rasanya langsung bergabung dengan klub pecinta alam agar bisa naik gunung atau susur pantai. Tapi, sepertinya niat itu harus diurungkan mengingat tubuh saya yang mudah lelah.

Well, selama perjalanan saya hanya dibonceng dan lumayan membuat bokong saya sakit. Bayangkan saja, 7 jam berada di jok motor besar yang tak empuk, pastinya otot-otot kaki menjadi tegang sekali. Namun selama perjalanan alhamdulillah diberi keselamatan dan kelancaran. Cuma ada beberapa titik lokasi pasar yang membuat lalu lintas macet. Selanjutnya Abang sering memacu kendaraan sekitar 90 km/jam. WOW! Saya yang deg-deg an.

Dan inilah foto-foto hasil jepretan saya selama perjalanan. Hihi




Abang berhenti di daerah Leuwiliang, sejenak melihat peta.


Melewati rumah-rumah perkampungan, suasana masih asri


Akibat ada perbaikan jalan, jadi harus lewat jalan alternatif. Sungguh alternatif.

Pemandangan yang masih hijaaaaaaau. Entah 10 tahun lagi.
Ini Abang saat di kapal. Apa? Gendut? Memang.

Dan ini saya, melihat pulau Andalas

Lihat bangunan kuning itu? Itu adalah maskot Lampung, namanya Siger

Oke, ini saya, dalam perjalanan

Dan terakhir, ini di daerah Tarahan yang kerap sekali terjadi kecelakaan. Lautnya kelihatan tidaaak? :p




Sekian cerita dari saya di perjalanan saya kali ini. :)

Monday 11 July 2011

Balada Jerawat: masa (telat) puber

Dulu, beberapa teman gue sering mengeluh perihal jerawat yang muncul satu atau dua atau tiga di pipi, jidat, idung atau dagu. Dan dulu, gue sering merespon dengan muka datar mencoba bersikap cuek. "Ck, cuma jerawat segede upil doang ko. Ga usah jadi problem lah." Dulu memang gue ga ada masalah dengan jerawat, ya 1-2 jerawat gue cuekin dan ga terlalu mengganggu.

Tapi SEKARANG, gue sungguh care dan sangat waspada jerawat. Mungkin mengingat usia gue udah seperlima abad tapi masih jerawatan, biasanya problema jerawat dialami ketika usia puberkan? Apa puber gue telat? *GASP! Kewaspadaan gue dimulai sejak sekitar 3 bulan yang lalu. Awal ceritanya gue membeli suatu produk krim muka yang teman gue juga pake. Dari hasil yang terlihat di muka teman gue: sangat bersih dan putih. Gue pun jadi tertarik untuk membeli produk tersebut dengan impian mempunyai muka yang bersih dan putih. Siapa sih yang ga pengen muka bersih, putih, mulus? Akhirnya gue memakai produk itu.

Dua minggu kemudian muka gue memang terlihat bersih tanpa noda, tidak ada jerawat sekaligus kulitnya memutih. Sempat curiga juga kenapa bisa seputih itu, mungkinkah krim ini mengandung bahan kimia yang terlalu berbahaya, tapi tidak terlalu gue hiraukan. Sebulan berlalu muka gue masih baik-baik saja, hingga suatu hari ada sekoloni jerawat yang nongol di alis dan sekitarnya. Bayangin dooong, ALIS? Senormal-normalnya jerawat pasti nongolnya di pipi atau idung, ya kan? Ini ALIS? Oh God, jadilah alis gue berhias bintil-bintil kecil. Gue mulai curiga sama krim yang gue pake, tapi masih tetep gue pake juga. Lama-lama jerawat di alis hilang tapi digantikan dengan jerawat yang hidup tumbuh di sekitar jidat. OH, APALAGI INI?

Gue bener-bener waspada dengan si krim muka. Akhirnya gue putuskan untuk berhenti memakainya. Dan tambah parahlah amat sangat muka gue. Satu, dua, tiga hingga tak terhingga (ok, ini hiperbolis) jerawat heboh menampakkan dirinya di pipi dan dagu. Jadilah gue: Anak Cupu Berbehel dan Berjerawat. DAMN! Niat pengen ngurus muka, jadinya malah begini.

Gue sangat panik luarbiasa dengan jerawat gue yang absurd. Tiap hari muncuuul aja, merah-merah kecil, yang bikin sakit mata. Sampe ada seorang temen gue mengira gue abis kena cacar. Sedih banget rasanya, sakiiit, kaya dicubit pake tang :(.

Dengan berbekal pengalaman teman-teman gue yang berjerawat gue tanyain satu-satu apa obatnya. Akhirnya, gue nyoba obat gel jerawat yang ada di iklan TV, sampe obat yang ada antibiotiknya, tapi hasilnya nihil. Gue pun give up dan sampe sekarang muka gue masih berjerawat dan entah harus pake obat apalagi. Jerawat bikin gue sedikit minder dan emang SANGAT AMAT MENGGANGGU BANGET!

one quote yang dapat menjadi pegangan gue
semakin anda sering melihat muka anda dengan kaca, maka anda akan semakin merasa bahwa jerawat anda banyak

Pesan moral yang dapat diambil:
  1. Jangan sepelein hal kecil, even SATU JERAWAT.
  2. Jangan beli produk yang belum dapat dipercaya.
  3. Walaupun ada bukti nyata, jangan langsung percaya karena siapa tahu produk tersebut ga cocok dengan kita.
  4. Jangan pernah ngetawain atau ngehina atau ngebecandain temen kamu yang lagi buruk, misalnya lagi jerawatan segede kacang polong, jangan pernah deh, walaupun dalem hati juga. (Karma guee >.<)


Saturday 2 July 2011

satu per(nya)ta(nya)an

holiday kali ini banyak gue habisin nonton korea-jepang-amerika movies. Sambil nunggu munculnya nilai krs yang datengnya satu per satu. Dan yang bikin -OH NO!- nya ada satu mata kuliah yang bikin jebol pertahanan gue selama ini. Ya, MSDM -manajemen sumberdaya mamalia, oops, manusia- dapet C! Pyuuuh, ya udah lah ya, mau gimana lagi. Jadinya PIP ada yang nemenin deh tuh.

Anyway, entah kenapa liburan ini gue sering banget dikasih wejangan dari sang ibu tentang nilai-nilai kehidupan terutama tentang jodoh dan pernikahan. Waktu itu gue lagi bantuin nyokap masak di dapur. Dia cerita tentang perceraian sodara gue (cewek) yang belum selesai urusannya. Udah gitu sodara yang lain lagi (masih cewek juga), ternyata suaminya nikah lagi sama cewek lain dan udah punya anak 2 bulan. Wow, gue ga nyangka suaminya sodara gue itu bisa begitu jahatnya ama istrinya. Ada juga sodara gue (cewek juga) pacaran sama anak orang kaya, tapi pacarnya itu agak cacat, setengah badannya agak lumpuh, dan sodara gue diomongin ama orang lain kalo dia pacaran cuma gara-gara mau hartanya aja. Hah, dasar orang-orang cuma bisa bisa ngomongin orang aja. Pas lagi diceritain gitu, dalem hati gue selalu aja ada luapan perasaan, "oooh gue ga mau merasakan hal yang sama", it really would be sooooooo painful.

Karena merasa harus waspada terhadap calon suami si anak, ibu ngasih wejangan kurang lebih begini,
"nanti kalo Icah mau nikah, harus solat istikharoh dulu. Minta petunjuk ke Allah, kalo dia itu beneran jodoh kamu atau bukan. Dia juga harus berasal dari keluarga baik-baik, soleh, dan bapak-ibunya juga harus ngerti agama. Liat juga, sikap dia terhadap ibu dan saudara perempuannya gimana, sayang atau tidak, karena kalau dia galak sama ibu atau saudara perempuannya, pasti dia juga akan galak ke istrinya. Kalo yang kaya gitu harus kamu jauhi. Cari suami yang benar-benar sayang sama kamu. Ibu selalu berdoa agar abang (kakak gue) dan Icah dapet jodoh yang solehah dan soleh."
Gue ga berani ngeliat muka ibu, gue terus nunduk dan ngangguk. Dalem hati selalu berkata, "Ya Allah, berilah kemudahan dan kabulkanlah doa ibuku"

Di saat itu juga gue kepikiran 1 orang, yang jelas-jelas bukan pacar gue (dan emang gue ga punya pacar :p)

Well, gue sempet berpikir, daripada gue nikah mendingan gue hidup merawan, maksudnya melajang. Gue ga akan banyak nemuin masalah kehidupan, karena kalo kata orang, kehidupan yang sesungguhnya itu dimulai sejak pernikahan.
Kalo analoginya nyokap tuh, kehidupan itu seperti naik kapal laut.
Ceritanya gini:
kita sedang berada di laut, tiba-tiba nahkoda mengumumkan kalo kapal akan menepi di pulau. Sang nahkoda bilang, "kalian boleh turun dari kapal dan berjalan-jalan di pulau, tapi ingat, kita punya batas waktu, jadi ketika ada peluit berbunyi segeralah ke kapal. Yang telat akan saya tinggal." Lalu anak buah kapal pun senang menemukan daratan. Pulau itu sangaaaat indah dan banyak cindera mata yang dapat diambil. Karena dia selalu ingat kata-kata nahkoda, ABK 1 tidak berani pergi jauh-jauh dari kapal sehingga dia cuma dapet sedikit manfaat dari pulau itu. Lain lagi dengan ABK 2, dia berjalan agak jauh tapi tetap waspada dengan batas waktunya. Dia juga menemukan cindera mata yang cukup untuk dibawa ke kapal. Beda lagi dengan ABK 3, dia terlalu maruk dan mengambil semua cindera mata yang ada di pulau, tapi ketika peluit berbunyi dia keberatan membawanya, mau ga mau, cindera mata itu dilepas begitu saja dan berlari menuju kapal. Dan yang paling fatal adalah ABK 4. Dia terlalu terpesona dengan keindahan pulau sehingga dia pergi terlalu jauh dari kapal dan tidak mendengar peluit berbunyi. Saat dia tersadar bahwa dia harus kembali ke kapal, ternyata dia sudah ditinggal oleh kapal itu.

Cerita di atas bisa dianalogikan seperti kehidupan di dunia. Tidak usah kamu bertanya, "kalau kamu ABK yang mana?" biarkan setiap diri ini mempunyai jawaban sendiri dan orang lain tidak perlu tau.
Satu pertanyaan gue hari ini: kalau ga nikah, dosa ga ya?

Monday 27 June 2011

cozy ship, horay!

oooohhhh, kali ini gue mau norak bentar tentang perjalanan Bogor-Lampung. Hehe.
Sekarang, gue lagi di atas kapal Dharma Kencana IX yang super-asli-beneran cozy abis. Jarang-jarang nih gue dapet kapal sebagus ini. Tempat penumpangnya biasanya di kelas II. Ada sih yang kelas I, tapi biasanya dipungut uang lagi. Kalo kapal yang oke benjet ini semua kelas free tanpa ada tambahan uang. Asikkan ;)

Hmm, perjalanan gue kali ini juga sendirian. Tanpa teman, tapi ada dapet kenalan juga sih. Ini yang gue suka perjalanan putus-putus begini, gue bisa kenal lebih banyak orang asing. Pokoknya bisa be yourself deeeh.

Sekian deh postingan gue kali ini.

Tuesday 12 April 2011

DCL

DCL

Masih begitu jelas diingatan gue sesosok pria tersebut.
Pria bergaya necis dan sedikit terlihat metroseksual. Bermata teduh, berhidung mancung, berparas kearab-araban, berumur relatif muda, bergadget SE, beraroma lembut, ber-ringtone Indonesia Raya, jalannya yang cepat, dan tingkahnya yang cenderung seperti teman.

Beliau adalah Donny C. L. atau DCL, dosen matrikulasi Pengantar Matematika gue waktu Juli 2009. Gue mungkin jadi orang yang beruntung pernah mengenal dosen yang unik seperti dia. Kerpribadiannya yang begitu supel dan cara mengajarnya pun juga enak. Beliau bisa menjadikan sesuatu yang kompleks menjadi lebih sederhana dan simpel.

Gue yang waktu itu dapet kesempatan bisa ketemu setiap hari selalu gue gunain dengan semaksimal mungkin. Ga tau semangatnya karena matakuliahnya atau dosennya. Tapi yang pasti, gue selalu duduk depan biar bisa jelas nangkep dengan jelas apa yang Pak Donny terangin (termasuk dianya :p). Setiap gerakan yang dia buat, setiap kata yang dia ucap, setiap contoh yang dia berikan, ngebekas sempurna di ingatan dan di hati gue. Terlihat sedikit berlebihan tampaknya saya menyikapi dosen ini, tapi memang begitulah saat itu.

Waktu itu Pak DCL nerangin tentang induksi matematik. Seperti yang gue tau, induksi matematik agak-agak ribet dalam menarik kesimpulannya, apalagi yang bukan pake =, tapi < atau >, tapi Pak Donny hadir dan memberi penjelasan yang menarik. Dia bilang:
Misalnya gini, anggep ruas kiri adalah gajah dan ruas kanan adalah semut. Nah, si semut ingin tahu seberapa besarkah si gajah, tapi semut ga bisa ngeliat atau ngukur atau ngeraba si gajah karena ada keterbatasan. Tapi si semut ga langsung menyerah, dia panggillah temennya si kambing. Semut tau kalo kambing lebih besar daripada si semut dan semut meminta tolong si kambing buat mencari tau apakah si gajah lebih besar atau lebih kecil daripada kambing. Setelah kambing meneliti, ternyata gajah lebih besar daripada kambing. Maka, semut menarik kesimpulan bahwa gajah lebih besar daripada semut.

That was him: a good tentor, a good dreamer also. Gue suka banget cara dia jelasin ke anak-anak. Ga beribet pake bahasa ilmiah nan tingkat tinggi.

Tapi sayang, keberlangsungan gue diajar ama Pak Donny cuma berlangsung 2-3 minggu. Setelah itu, beliau pergi ke Australia untuk meneruskan S3. Rapuh banget gue ditinggal Pak Donny. Semangat belajar gue menurun semenjak dia pergi. Dan sampe detik ini, tampaknya beliau belum kembali ke Indonesia.

Rencana gue, kalo dia pulang, gue bisa ngambil matakuliah yang dia ajar. Whatever it's difficult or terrible. I'll enjoy in everypart.

Sunday 10 April 2011

Kredibilitas saya sebagai mahasiswa

Awal semester: masuk awal kuliah, cemas, dagdigdug
Mid semester: ujian, dagdigdug, belajar
Akhir semester: ujian, dagdigdug, muncullah si IP.

Gitu terus siklus hidup gue selama 1,5 tahun terakhir. Tapi setiap kali ujian, selalu saja ada rasa takut dan was-was, persis saat saya waktu kelas 1 SD. Takut ga bisa, takut nilai jelek, takut ga lulus, dan takut-takut lainnya. Sebenernya, pas dijalanin, gue bisa ko. Bisa ngerjain soalnya, nilainya ga jelek dan alhamdulillah, selalu lulus.

Setiap gue UTS dan UAS, gue selalu berusaha maksimal di kondisi gue saat itu. Gue belajar, gue coba pahamin materi, gue coba baca buku (yang seharusnya dibaca saat kuliah). Setelah semuanya terasa cukup, gue siap menghadapi ujian. Pascaujian, gue ngeliat hasilnya cukup menggembirakan. Contohnya kaya kalkulus, UAS gue sungguh di luar perkiraan. Temen-temen gue nilainya pada jatoh, tapi gue jadi pencilan minoritas. Ya itu mungkin imbalan atas semuanya. Gue seneng, tapi, sekarang, gue merasa bodoh banget. Ilmu semua yang gue dapet semester lalu, entah itu semester 1, 2, 3, kayanya udah pada lepas dari otak gue. Ga ada sisanya di otak gue.

Inikah yang namanya mahasiswa?
Setelah ujian, ilmu dilupakan?
Ini WAJAR ga sih?

Gue pernah tau ada pernyataan:
Melupakanmu, tak semudah melupakan materi kuliah.

Gue ga pengen seperti ini. Gue pengen jadi mahasiswa dengan makna secara etimologi yang sebenarnya. And everything should get a process.

Thursday 24 March 2011

I hate April Fool's Day

"Ay, itu di celana lu ko ada bercak-bercak merah? Tembus ya?" kata Noni, temen gue

"Ah enggak, gue lagi ga dapet ko" gue setengah panik. "Lo serius?" sambil ngecek.

"Ahahahaha, APRIL MOP!"


Agak ngeselin emang becandaan temen gue tadi, tapi gue cuma bisa kesel-kesel so imut ke dia gara-gara kata terakhir yang dia ucapin, April Mop.


Apa sih April Mop itu? April Mop atau yang lebih universal April Fool's Day diperingati setiap tanggal 1 April dan pada hari itu, setiap orang dianggap boleh berbohong kepada siapa saja. Di dalam sejarah Islam sendiri, tanggal 1 April bisa dianggap yang bersejarah karena banyak umat Islam yang dibantai oleh kaum kafir setelah ditipu daya oleh mereka.

Sebenernya simpel yang mau gue bahas di sini, April Mop itu penting ga sih?
Penting banget ga sih kita ngerencanain suatu kejailan ke orang lain?
Penting ga sih kita ngeliat orang menderita karena dikerjain abis-abisan?
Penting ga sih ngeliat orang dengan ekspresi panik, khawatir, takut?
PENTING GA SIH?

Well, gue juga ga mau munafik, dulu gue juga pernah melakukan April Mop bareng temen2 yang lain. Tapi gue sekarang sadar, kita sebagai orang yang mempunyai iman, akal dan perasaan kalo semua itu ga penting banget buat kita rayakan atau lakukan. Dari nasab budaya Indonesia atau ajaran agama, April Mop ga pernah ada alias ga penting untuk dirayakan.

Gini deh, April Mop = April Fool's Day which means, kita boleh bohong. Sekarang pertanyaan gue, APAKAH KITA DIPERBOLEHKAN UNTUK BERBOHONG?
Siapa pun pasti akan sama jawabannya, TIDAK!

Bohong = dosa
April Mop = hari berbohong
April Mop = dosa.


Gimana rasanya kalo lo dikabarin orang tua lo kecelakaan? Dengan panik dan rempong pasti lo akan nelpon sana-sini. Hati udah deg-degan ga karuan. Tapi terus, temen lo dengan cengengesannya bilang ke lo, "Hei, it's April Fool's Day! Take it easy"
Pasti hasrat ingin ngebunuh lo keluar maksimal. Kesel kan pasti.

So my pals, have you got what I mean?


Tuesday 8 March 2011

Tuhan, cin(t)a dan perbedaan

"Kenapa Allah nyiptain kita beda-beda, kalau Allah cuma pengen disembah dengan satu cara?"
“Makanya Allah nyiptain cinta, biar yang beda-beda bisa nyatu. Tapi tetep, yang bener cuma satu”

********************

Ini dialog Annisa dan Cina di film Cin(t)a. Film befilosofi tentang cinta berlandaskan perbedaan agama. Udah lama sebenernya gue pengen review nih film. Tapi baru sempet sekarang deh.

Gue sendiri ga punya pengalaman suka sama seseorang yang berbeda agama. Tapi, temen deket gue, dia sekarang pacaran dengan cowok non-Islam.
Temen gue, sebut aja Arda, kenal dengan cowoknya (Assey) sekitar 1,5 tahun yang lalu. Berawal dari situs jejaring sosial dan merasa bernasib sama (baru putus) mereka bercanda untuk menjalin hubungan. Sebenernya sih katanya cuma bercanda untuk sekedar asik-asikan, tapi karena sering berkomunikasi dan Arda merasa Assey orangnya asik dan menyenangkan, akhirnya Arda mulai jatuh cinta.

Gue cuma bisa angkat tangan dengan keputusan dia. Tapi suatu hari ada masalah yang menurut gue udah ga bener antara hubungan Arda dan Assey. Gue dan temen gue (Pipi) mencoba membujuk Arda biar putus dengan Assey. Tapi dia ngebantah, "gue masih cinta sama dia". Bantahan ini ngebuat gue berpikir, betapa dahsyatnya cinta bisa ngebuat seseorang sampe kaya gini. Emang susah kalo bicara soal cinta. Cinta itu udah menyangkut masalah hati dan perasaan. Ga mudah untuk tidak cinta atau mencintai orang. Dan inilah yang sedang saya alami.

********************

“kau cantik aku ganteng, kau yatim aku piatu, kau bego aku pinter”
“Lo Kristen gue Islam”
“Exactly! Ntar kita bisa di display tahun ini, jadi symbol kerukunan umat beragama. Kau kan belom pernah main beda agama, atau kau pindah Kristen aja Nis”
“Yakin lo masih mau sama gue? Tuhan gue aja berani gue khianatin, apalagi elo ntar”

********************

Intinya sih, gue ga mau Arda sampe lepas kontrol dan suatu hari bilang, "gue mau nikah sama Assey" atau "gue mau pindah agama sama kaya Assey". Ah God, gue aja sebagai temennya udah mau pingsan kalo dia ngomong gitu, APALAGI ORANG TUANYA???

Untungnya Arda pernah bilang ke gue, "tenang aja, gue ga bakal nikah sama Assey kok. Dia orangnya gembel, ga punya masa depan. Mau jadi apa kalo gue nikah ama dia. MADESU!". Semoga aja yang Arda bilang bener, bukan hanya sekedar di mulut doang.

********************

In Your majesty, You create differences
In my arrogance, I question Your wisdom
In Your mistery, You create temptation
In my inferiority, You make me more than I am
So here I am… surrender me in the agony of Your love
Surrender me in the irony of Your law, lead me to the joy of love redivined, teach me how to love You more …

********************

"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal" (Al-Hujurat:13)

Monday 7 March 2011

Ga dapet SIM C, SIM B2 bolehlah yaa :p

Maret. Blessing March, Spring March, third month, Mom's birthday and the big even one is... MOVING TO THE NEW HOUSE! Yeaaah.

Alhamdulillah, Allah banyak banget ngasih rezeki ke keluarga gue. Allah emang sayang banget ama gue dan sekeluarga. Thanks so many God. :*

Di bulan ini, insyaallah gue akan menempati rumah baru gue n abang. Rumah kecil, minimalis, 3 kamar, 2 kamar mandi, cukup banget buat nampung gue dan abang di Bogor. Rumah baru ini berlokasi di Pagelaran dan kayanya di semester 5 nanti, gue akan pulang-pergi ke kampus. Dan gue akan dibeliin motor matic biar perjalanan ke kampus lebih lancar dan hemat. Hehehe.

Tapi, masalahnya gue belum punya SIM C. Kalo soal nyetir motor sih udah lumayan jago (ceileh). Hehehe. Kemarin pas lagi liburan di Lampung, gue sempet nyoba mau bikin SIM C di kantor polisi. Ditemani my brother kita satroni tuh kantor pulisi. Nyampe sana harus tes kesehatan dan mengikuti step-step selanjutnya. Pas step ketiga (dimana gue harus tes tertulis) gue sedikit nervous karena gue sama sekali ga ngerti rambu-rambu lalu lintas dan sebagainya. Si pak polisi ngasih penjelasan singkat tentang ini-itu yang bakalan dites. Tapi, karena guenya emang ga tertarik dengan topik diskusinya, jadi ga gue peduliin arahan pak polisi.

Saatnya gue tes tertulis. Di situ ada 30 soal dan kalo mau lulus harus minimal salah 9. Gue ngerjain sok yakin abis. Silang sana sini. Jujur, sekarang gue udah lupa soal-soal yang dites kemaren. Sama sekali ga inget. Dengan percaya diri gue ngumpulin dan jawaban gue diperiksa ama pak polisi. DAN TAUKAH KAWAN-KAWAN APA YANG TERJADI SELANJUTNYA?

Yup, gue gagal. T_____T

Gue salah 10! Sial abis. Padahal kalo salah 9 gue bisa lolos ke tahap selanjutnya. Huh.
Akhirnya kita pulang dengan ketawa-ketiwi. Geli sendiri gara-gara gue gagal.
Pulang dari sana, gue ngerengek ke ibu biar buat SIM C nya nembak aja. Ga usah pake birokrasi yang berbelit-belit gitu (menurut gue loh yaaa). Susah juga ya dapetin SIM C. Semoga bulan ini bisa terealisasikan deh yaaa. Wish me luck, pals :)

Saturday 5 March 2011

Guru itu mendidik, tidak sekedar mengajar

Kemaren pas lagi nunggu kuliah, gue, Tiwi dan Chacha ngobrol-ngobrol tentang waktu kecil. Jadi inget pas jaman kecil gue suka ngaji di mesjid.

Dari kecil, (mungkin umur 4 taun) gue udah dimasukin ke TPA di mesjid deket rumah. Boleh dibilang gue adalah anak yang cepet ngerti ama tulisan arab jadinya pas umur 5 taun, gue udah naik kelas. Dari kelas Iqro' ke kelas Al-quran. Temen-temen gue yang Al-quran rata-rata udah pada SD dan gue jadi yang terkecil di antara mereka.

Gue suka ngaji dan gue suka ngapalin Juz Amma. Guru ngajinya juga baik-baik,intinya sih ngaji ngebuat gue jadi gaul. Hahahaha.
Setelah beberapa tahun kemudian, datanglah seorang guru ngaji. Entah berasal darimana dia tapi yang pasti dia agak ga asik. Terus, suatu hari dia nyuruh kita buat ngapalin Surat Al-Zalzalah. Dengan suka cita gue apalin itu surat. Gue inget banget waktu itu gue apalinnya di kamar nyokap sambil ngeliatin di luar jendela. Potensi yang ada di gue waktu dulu ya itu, apalan gue kuat.

Sore hari tiba, gue dites apalan ama guru ngaji baru. Temen gue yang di sebelah gue udah kelas 2 SMP dan gue baru kelas 4 SD. Bissmillah nananana... tapi pas gue liat raut mukanya guru ngaji itu ternyata kayanya dia agak janggal ngedenger apalan gue. Temen gue yang di sebelah juga nyenggol-nyenggol gue, ngasih tau kalo gue salah. Tapi, gue ga tau lagi harus gimana dan akhirnya gue gagal tes apalan. Si guru baru itu nyuruh gue buka telapak tangan dan dia ngeluarin rotan daaaaaaaan dipukulah tangan gue pake rotan.
Gue yang dapet perlakuan seperti itu, amat sangat shock sekali. Belum pernah selama ini gue ngaji diperlakukan seperti itu. Akhirnya ga tahan lagi, gue nangis ga berenti-berenti. Temen-temen gue langsung nyoba nenangin gue, ngajak gue ke kamar mandi buat wudu lagi, sampe-sampe ada yang ngasih uang biar gue berenti nangis. Tapi sayang, itu semua ga mempan, terus aja gue nangis sampe rumah.

Di rumah, gue ngadu ke ibu kalo gue diperlakukan seperti itu. Gue tau, ibu sebenernya ga suka juga dengan cara guru ngaji yang kaya gitu. Gue dengan serta merta bilang ke ibu kalo gue mau berenti ngaji. GUE SAKIT HATI BANGET.

Ya akhirnya berhentilah gue ngaji di TPA saat kelas 4 SD. Ga lama kemudian, terdengar kabar kalo guru ngaji baru itu udah diberhentikan. Entah apa alasannya, tapi dugaan gue pasti karena cara ngajar dia yang udah kelewat kuno buat dipraktekin di masa itu.

Gue juga sangat tidak setuju dengan metode ajar yang dengan kekerasan. Mukul kalo berbuat salah atau yang lainnya yang bersangkutan dengan masalah fisik. Mendidik itu harus bijak dan santun, bukan seperti itu. Semoga guru itu sekarang udah sadar dan ga ngelakuin kesalahan yang sama.

Thursday 3 March 2011

Yes, absolutely ~ Jake Gyllenhaal!

JAKE GYLLENHAAL

Entah kenapa akhir-akhir ini gue tergila-gila dengan aktor yang berparas tampan ini. Ya sih, dasarnya adalah ketampanannya dia. Cowok dengan badan super hot plus wajah ganteng bikin cewek klepek-klepek.

Pertama kali ngeliat wajah Jake, pas dia main di
The Day After Tomorrow. Waktu itu gue nonton pas jaman bocah banget, kelas 1 SMP. Di situ dia berperan sebagai Sam Hall, seorang mahasiswa berprestasi dan cool :)


Setelah bertahun-tahun lamanya (huahahaha) gue baru sempet nonton film Jake yang lainnya. Judulnya
Brokeback Mountain dan berperan sebagai Jack Twist. Ini film direkomendasi temen gue, si Luksi. Tapi di situ perannya ga banget cuz Jake meranin sebagai cowok homo. Ohh, gross! Ngeliat dia di film itu, gue tetep aja demen ama dia. Hehehe.


Lanjut ke film Jake:
Brother. Ini film yang amat sangat gue rekomen banget. Drama, thriller, romantic. Jake yang meranin sebagai Tommy, seorang kakak yang baru keluar dari penjara akibat ulah kriminalnya. Adenya yang sayang ama dia, ngejemput dia di penjara. Kayanya keluarga yang lain udah bodo amat sama Tommy. Adenya Tom, Sam, adalah kapten tentara yang harus berangkat ke Afghanistan. Beberapa hari kemudian ada kabar ke istrinya Sam, Grace, kalo Sam dan yang lainnya udah meninggal gara-gara helikopternya jatoh dan terbakar. Di situ, Tom mulai ngedeketin Grace yang amat sedih ditinggal suaminya. Tom juga ngajak main anak-anaknya Sam. Pokoknya Grace dan anak-anaknya cukup terhibur dengan adanya Tom di samping mereka.
Suatu hari, Grace dikabarin kalo ternyata Sam belum mati. Grace bahagia luar biasa dong. Akhirnya mereka bertemu juga. Tapi, sikap Sam berubah 180 derajat. Sam menjadi ayah yang kaku, sering melamun, dan sepertinya sedikit stress. Sampai suatu hari Sam kelepasan memarahi anak sulungnya dengan berteriak. Dan si anak sulung sampe ngeluarin kata-kata, "
Why couldn't you just stay dead!" Di situ gue nangis sesengukan. Ngena banget itu film. So, kalo penasaran segera beli aja deh DVDnya. Hihi


Prince of Persia Jake berperan sebagai Dastan. Film yang diangkat dari game ini berceritakan seorang pangeran yang harus menyelamatkan istananya dari perilaku om jahatnya yang ngegunain jam pasir. Pokoknya film ini genrenya agak 'beda' dari biasanya Jake mainin. PANAS!


Film terakhir yang baru gue tonton adalah:
Love and Other Drugs. Film ini bercerita tentang seorang playboy yang belum pernah jatuh cinta. Pas Jammie (Jake) jatuh cinta pada seorang cewek, ternyata ceweknya sakit parkinson. Di situ Jammie harus berjuang buat ceweknya mati-matian. Dia ke sana kemari nyari pengobatan parkinson. He's soooo damn hot!


Sunday 27 February 2011

Selamanya Cinta

Akhir Februari ini Bogor tetep aja masih sering ujan. Padahal udah mau memasuki musim kemarau ya. Februari akhir lebih tepatnya masih dalam musim pancaroba. Temen kosan gue 2 orang udah terkena virus influenza. Tapi, alhamdulillah, gue dalam kondisi prima jadi ga ketularan. Udah puas ngerasain sakit waktu liburan di rumah kemaren. Ga nanggung-nanggung sakitnya. Sakit tifus, saudara-saudari! Pyuhh, untungnya ga sampe ke rumah sakit segala.

Well, Februari, like people said, love month. Why? I'm just wondering why it is. Because February 14th? But I don't celebrate it. So what?

Actually, I loose my feeling to love someone. I just feel that I'm same feeling towards people that I like. Which means, I'm not really sure if I love someone or just like him. For me, those feeling are same. My heart isn't beating faster, my hands aren't cold sweating, my lips aren't bitting. It's really different. It's not the love, I guess.

I do, I have felt those. It was in junior high school. My first love, my monkey love. But it was sooo sweet enough. We were always flirting in the class during studying. His eyes are big enough and me, small. He tried to observe me, and so did I. I like watching his activities: playing soccer, sitting, writting, talking with friends but we -rarely-seldom-almost never- talked. But, our heart were chatting. We knew that and I do really love that time.

Now, it's over. He is a strange man for me. I don't know him, I don't know exactly. If only, I could tell my mind to make you believe. I would give all my love to you, forever.

February, rain, glancing, cold morning 06.30, walking behind me. All these remain me at you, my first love. Thank you for that time, allow me glancing with you, and all you had done. Sorry, if I was bothering you. So sorry.

Tuesday 18 January 2011

I need somebody to love :)

Sepenggal lirik dari lagunya Justin Bieber.
Yeah, everyone needs somebody to love. Aku juga. Hehehe.

Sebenernya, siapapun bisa kita cintai, tapi maksud dan tujuan cinta itu diberikan ke seseorang kan beda-beda. Contohnya aja kaya cinta ke ibu, cinta ini ga sama kaya cinta kita ke pacar atau suami. DAAAN, saat ini gue lagi mencari belahan cinta gue. Hahahhahahaha, geli gue.

Well, gue mungkin suatu hari nanti akan menikah dengan seseorang yang insyaallah gue cintai sampai akhir hayat (caelah). Mungkin sekarang waktu yang tepat untuk mencari seseorang ini. Terlalu cepat? Gue pikir ga. Gue selesai kuliah insyaallah 2 tahun lagi dan ini waktu yang cukup untuk mencari si belahan jiwa.

Pastinya kamu punya kriteria tersendiri untuk menjadikan seseorang itu layak berada di samping kamu. Aku pun juga begitu. Gue ingin punya suami yang sayang dunia akhirat sama gue dan ga ada yang lain, intinya setia, terus dia harus dewasa, bijaksana, mapan dan punya selera humor yang bagus. Tampaknya tinggi sekali kriteria yang gue buat ya? Hehhehe.
Temen gue komen pas tau ini, dia bilang, "gampang sih kalo lo mau nemuin orang yang kaya gitu. Itu semua bergantung sama lo nya. Kalo lo kaya gitu, pasti jodoh lo juga kaya gitu"

Hmmm, dipikir-pikir apa yang temen gue bilang bener juga ya. Sama yang kaya di Al-Qur'an bilang, ”Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rizki yang mulia (surga).” (An-Nur:26)

So, kalo gitu insyaallah gue akan menjadi orang yang seperti yang gue impikan dan berharap kepada Allah semoga jodoh yang sesuai mendekat dan akhirnya menjalin hingga menikah dengan gue. HEHHEHEHE. Amin, ya rabbalallamin.

Monday 10 January 2011

Put your records on

Bismillahirrahmanirrahim

I don't really know what my life has been going on recently. I think God want me to be tougher because I'm really susceptible on temptation.

Two men, absolutely different way and habit. They were getting closer to me about these weeks. We've texted, we've phoned, but I feel just, "Hei!!! This is not me, really not me. Not as usual as I am."

First guy is so silly and coltish, the second seemed like a mature man (immature, I have known him 'now' now). Actually, I have let my heart layed on to the first guy. But, our relationship is just kinda abnormal. I know, he has a gf, but he said that he hearts me. Idk, he told the truth or bullshit, and I agreed to make a deeper our relationship by texting and phoning. I was enjoying with him because he was entertaining and caring.
Then the second guy entered my life throughly. He is a top, leader, smart (mean, I have known him 'now' now), and until we watched a movie, he tried to reach and hold my hand. It was &%&$%#%#. I really don't like this guy who acted like a pervert. YES, I think, HE IS A PERVERT! At that time, I wanna curse my self because I felt that I was like a tramp, I was scared. Poor me, I couldn't save mine. But, I am relieved now, THANKS GODNESS, it was just my hand.

Now, I realize that I shouldn't have any relationship during I study. It's just bothering me, make me sick.

Ok, I think it's enough now. I really really thank to my God, Allah, for saving me. God, please don't let me go from your embrace. I hope they both get better life and better relation without me.

Thanks for reading, bye now.