Pages

Friday 14 March 2014

Rain (باران) Baran


Baran (باران) 
Tahun : 2001
Director : Majid Majidi

Satu lagi film berkelas dari negeri Iran, yaitu Baran. *standing applause* 

Plot:
Berkisah tentang seorang pemuda bernama Lateef yang bekerja sebagai OB di gedung yang sedang dibangun. Suatu hari salah satu tukang bangunannya (orang Afganistan) ada yang jatuh dan kakinya patah. Akhirnya dengan terpaksa digantikan oleh anak perempuannya yang menyamar sebagai laki-laki, dengan nama samaran, Rahmat. Awalnya Rahmat bekerja sebagai kuli bangunan, tapi karena badannya terlalu kecil dan lemah untuk angkat-angkat semen, akhirnya sama Pak Bosnya (Memar), pekerjaan Lateef dan Rahmat pun ditukar. 

Lateef jengkel banget karena harus tukeran ama Rahmat. Lateef pun sering membuat ulah ke Rahmat, tapi Rahmat ga pernah bales. Saking keselnya, Lateef pun mengobrak-abrik isi dapur hingga berantakan, Rahmat pun ga terlena, dia segera beresin ruangannya sekaligus memperbaiki interior dapur. Selain itu, makanan yang disajikan Rahmat dinilai lebih enak oleh para pekerja lainnya. 

Suatu hari, pas masih kesel-keselnya, Lateef mau ngelabrak Rahmat di dapur, tapi ga disangka ternyata Rahmat lagi nyisir rambut yang terpantul di jendela. Lateef pun tahu kalau Rahmat sebenernya adalah perempuan dan namanya adalah Baran. Shock doong dia. Semenjak hari itu Lateef pun berubah.

Pagi-pagi Lateef udah dandan kece jali ala penyanyi pop. Dan semenjak itu, Lateef sering banget membantu Baran. Pernah suatu ketika ada inspeksi mendadak dari pemerintah, Baran ketauan kalo dia orang Afganistan ilegal. Terjadilah kejar-kejaran, Lateef yang ngeliat Baran dikerjar oleh petugas, segera dia lari dengan maksud untuk menyelamatkan Baran. Semenjak itu, Baran ga kerja lagi di situ.

Lateef resah gelisah, dia pun pergi mencari tahu keberadaan Baran dimana. Singkat cerita, Lateef menemukan tempat kerja Baran. Karena kasian ama Baran, Lateef rela ngasih uang hasil kerjanya selama ini buat ayahnya Baran dengan maksud, biar Baran ga usah kerja lagi. Ternyata uang tersebut dipinjam sama Soltan dan Soltan pulang ke Afganistan. Ga abis akal, Lateef menjual satu-satunya yang berharga, yaitu Kartu Identitasnya. Uangnya pun langsung diberikan ke Ayahnya Baran yang lagi kesusahan dan ingin pulang ke Afganistan.  


Mereka berdua ga pernah tatap-tatapan sebelumnya dan akhirnya sebelum Baran pulang ke Afganistan, they have their precious moment. Baran pun sedikit memberikan senyuman. Saat berjalan menuju truk, sepatu Baran nyangkut di lumpur. Lateef segera mengambil sepatu dan memberikan ke Baran.   


Setelah truk berangkat, Lateef melihat jejak sepatu Baran, dia pun tersenyum, gue pun melelehkan air mata. Sedih dan terharu dengan perjuangan cintanya yang tulus. 


Dari saya:
Film ini menyuguhkan cerita cinta yang romantis, polos, tulus dan kesungguhan. Bisa saya bilang, ini cerita cinta yang ga ada kontak fisik sama sekali. Sungguh indah. Sutradara Iran selalu bisa ngebuat saya masuk dan terbawa ke dalam cerita. Cerita yang ga menye-menye ala India atau pun cerita yang ga twist kaya Korea. Inilah khasnya Iran. 

Sepertinya di zaman sekarang, udah jarang bisa nemuin pemuda macem Lateef gitu. Ga tau siapa Baran, sifatnya gimana, hobinya apa, ga pernah ngobrol, senyum juga ga pernah, tapi Lateef begitu senang walaupun cuma sekedar mengintip Baran dengan aktivitasnya. 

Sebelum saya nonton dan baca sinopsisnya, saya terheran-heran dengan jalan ceritanya, gimana mungkin Baran ini menyamar jadi laki-laki, mengingat latar belakang negaranya adalah negeri Islam. Saya pikir Baran akan lepas jilbab dengan potongan rambut ala laki, tapi ternyata tidak. Di Iran pun, laki-laki sering memakai sorban dan topi. Terlebih lagi sedang musim salju, jadi banyak orang yang memakai baju dan penutup kepala yang tebal. Saya pun baru tahu di Iran itu bersalju, hahahaha. Saya penasaran, gimana mereka bisa tahu ya, yang mana orang Afganistan atau Iran, karena kalau saya lihat sama aja mukanya. Hihihi.  

Setelah menonton beberapa judul film Iran, saya bisa menyimpulkan, 
  • di sana wanita memang memakai kerudung, tapi sering kali rambut bagian atas sedikit menyembul dan terlihat
  • peringai orang Iran adalah cepat tersinggung dan pemarah
  • lelakinya ringan tangan
  • di film jarang memberikan background music
  • orang di sana keras kepala
Rate:
3.9/5

Tuesday 11 March 2014

These are my cats now

There there!

My Tabi has lost. He ran away from the house and never return back. It passed almost a year, I guess, I don't really remember exactly when he left.
Anyhow, we have moved on from Tabi. Now some cats come to our home, want some meal or just lay at terrace. But we don't adopt them. We (usually, my brother) feed them everyday.
The cats get named and usually we name it by its physical thing.

1. Mibi, my brother gave him name it because he looks a like Tabi and Mibi is acronym, MIrip taBI.
2. Mimibi, same like Mibi and it's MIrip-MIrip taBI.
3. Tarempu, before Tarempu came, his sibling had come first and they are like a twins. The sibling was black and white, so I like to call her Tempu (iTEM PUtih). But Tempu never visits us again, and one day her sibling came to my house and I gave him name Tarempu. Idk, what it means. I just added sundanese adnoun.
4. Ndut, he's so much like Garfield. Chubby body, robust legs, orange fur, unfriendly face, and always nags. But we adore him because he's so cute!
5. Wewet, the last one. He rarely visits us nowadays. We call him Wewet because he's so talkactive. Meow-ing before feed him and after it. Wewet is used to be a someone's pet, I guess. But days by days, he's got thinner and thinner and thinner. I ever cried for him because it's so upset to see him thinner and no one cares him.
6. Anyata, he's Tabi's son. We are so sure about it. His fur, face, tail, colour, habit and voice resemble to Tabi. Anyata is AnakNYA TAbi.

Oh well, these are my cats now. One died, one thousand grows, and I believe it.

There there, I have a joke conversation with my bro today. It's so true he claimed himself.

Me: "Bang, rempeyek are out?"
Bro: "Oh well, Tarempu ate it."
Me: "No way, he hasn't been here today."
Bro: "Oooh, maybe, Ndut did"
Me: a while thinking and the brust into laugh... and I was so sure that Ndut did.