Pages

Tuesday 12 April 2011

DCL

DCL

Masih begitu jelas diingatan gue sesosok pria tersebut.
Pria bergaya necis dan sedikit terlihat metroseksual. Bermata teduh, berhidung mancung, berparas kearab-araban, berumur relatif muda, bergadget SE, beraroma lembut, ber-ringtone Indonesia Raya, jalannya yang cepat, dan tingkahnya yang cenderung seperti teman.

Beliau adalah Donny C. L. atau DCL, dosen matrikulasi Pengantar Matematika gue waktu Juli 2009. Gue mungkin jadi orang yang beruntung pernah mengenal dosen yang unik seperti dia. Kerpribadiannya yang begitu supel dan cara mengajarnya pun juga enak. Beliau bisa menjadikan sesuatu yang kompleks menjadi lebih sederhana dan simpel.

Gue yang waktu itu dapet kesempatan bisa ketemu setiap hari selalu gue gunain dengan semaksimal mungkin. Ga tau semangatnya karena matakuliahnya atau dosennya. Tapi yang pasti, gue selalu duduk depan biar bisa jelas nangkep dengan jelas apa yang Pak Donny terangin (termasuk dianya :p). Setiap gerakan yang dia buat, setiap kata yang dia ucap, setiap contoh yang dia berikan, ngebekas sempurna di ingatan dan di hati gue. Terlihat sedikit berlebihan tampaknya saya menyikapi dosen ini, tapi memang begitulah saat itu.

Waktu itu Pak DCL nerangin tentang induksi matematik. Seperti yang gue tau, induksi matematik agak-agak ribet dalam menarik kesimpulannya, apalagi yang bukan pake =, tapi < atau >, tapi Pak Donny hadir dan memberi penjelasan yang menarik. Dia bilang:
Misalnya gini, anggep ruas kiri adalah gajah dan ruas kanan adalah semut. Nah, si semut ingin tahu seberapa besarkah si gajah, tapi semut ga bisa ngeliat atau ngukur atau ngeraba si gajah karena ada keterbatasan. Tapi si semut ga langsung menyerah, dia panggillah temennya si kambing. Semut tau kalo kambing lebih besar daripada si semut dan semut meminta tolong si kambing buat mencari tau apakah si gajah lebih besar atau lebih kecil daripada kambing. Setelah kambing meneliti, ternyata gajah lebih besar daripada kambing. Maka, semut menarik kesimpulan bahwa gajah lebih besar daripada semut.

That was him: a good tentor, a good dreamer also. Gue suka banget cara dia jelasin ke anak-anak. Ga beribet pake bahasa ilmiah nan tingkat tinggi.

Tapi sayang, keberlangsungan gue diajar ama Pak Donny cuma berlangsung 2-3 minggu. Setelah itu, beliau pergi ke Australia untuk meneruskan S3. Rapuh banget gue ditinggal Pak Donny. Semangat belajar gue menurun semenjak dia pergi. Dan sampe detik ini, tampaknya beliau belum kembali ke Indonesia.

Rencana gue, kalo dia pulang, gue bisa ngambil matakuliah yang dia ajar. Whatever it's difficult or terrible. I'll enjoy in everypart.

Sunday 10 April 2011

Kredibilitas saya sebagai mahasiswa

Awal semester: masuk awal kuliah, cemas, dagdigdug
Mid semester: ujian, dagdigdug, belajar
Akhir semester: ujian, dagdigdug, muncullah si IP.

Gitu terus siklus hidup gue selama 1,5 tahun terakhir. Tapi setiap kali ujian, selalu saja ada rasa takut dan was-was, persis saat saya waktu kelas 1 SD. Takut ga bisa, takut nilai jelek, takut ga lulus, dan takut-takut lainnya. Sebenernya, pas dijalanin, gue bisa ko. Bisa ngerjain soalnya, nilainya ga jelek dan alhamdulillah, selalu lulus.

Setiap gue UTS dan UAS, gue selalu berusaha maksimal di kondisi gue saat itu. Gue belajar, gue coba pahamin materi, gue coba baca buku (yang seharusnya dibaca saat kuliah). Setelah semuanya terasa cukup, gue siap menghadapi ujian. Pascaujian, gue ngeliat hasilnya cukup menggembirakan. Contohnya kaya kalkulus, UAS gue sungguh di luar perkiraan. Temen-temen gue nilainya pada jatoh, tapi gue jadi pencilan minoritas. Ya itu mungkin imbalan atas semuanya. Gue seneng, tapi, sekarang, gue merasa bodoh banget. Ilmu semua yang gue dapet semester lalu, entah itu semester 1, 2, 3, kayanya udah pada lepas dari otak gue. Ga ada sisanya di otak gue.

Inikah yang namanya mahasiswa?
Setelah ujian, ilmu dilupakan?
Ini WAJAR ga sih?

Gue pernah tau ada pernyataan:
Melupakanmu, tak semudah melupakan materi kuliah.

Gue ga pengen seperti ini. Gue pengen jadi mahasiswa dengan makna secara etimologi yang sebenarnya. And everything should get a process.