Pages

Sunday 20 December 2015

[REVIEW] Bio Hair 123 anti lepek

Rambut aku dari hari ke hari semakin menipis, padahal waktu kecil lumayan tebal lho. Mungkin efek rambut yang selalu ditutupi kerudung, jadi kepala panas sehingga banyak yang rontok. Bisa jadi sih.. *pembelaan*. Walaupun gitu, aku kan risih ya kalo tiap hari rambut rontok, apalagi kalo lagi parah-parahnya seperti banyak pikiran, stress, baper... ini akan memperburuk keadaan rambutku. Sempet beberapa kali pake hair tonic bermacam-macam merek, tapi ga begitu signifikan hasilnya. Sampai akhirnya aku tau keberadaan hair tonic Bio Hair 123. *taraaaa*

Awalnya sedikit pesimis, tapi namanya juga mencoba dan terracun dengan review blogger lain yang katanya bagus banget buat mengatasi kerontokan. Hari itu aku langsung beli di Century. 



Kesan kemasan produk tidak se-profesional hair tonic lainnya, cukup sederhana dan terlihat jadul gitu ya. Botolnya cukup gede dan bulky, berisi 310 ml. Aku suka kemasannya dari plastik, jadi tenang kalo jatuh. Yang paling aku suka adalah ujung botolnya ini pointing gitu (aku ga ngerti bahasainnya), jadi enak kalo dipakain ke rambut. Ujungnya bisa langsung menyentuh kulit kepala which is kita ga perlu keluarin tonic-nya ke tangan. Wangi Bio Hair 123 ini segar dan enak. Tidak terlalu menyengat dan aku rasa cukup lembut. Aku kemarin beli yang plus floral, ada juga yang original-nya. 


Ga sampe nunggu seminggu, hasilnya udah keliatan. Rontoknya ga sebanyak kemarin dan kalau pun ada, ini rontok-rontok wajar. Apalagi pas nyisir, hati lega banget ga ngeliat rambut bergerumul di sela-sela sisir. Selain itu, pas aku raba-raba kulit kepala, ternyata banyak anak rambut yang tumbuh.. Alhamdulillah...

The best thing-nya adalah walaupun aku pakein hair tonic ini, rambut aku ga lepek. Dududu syalala *kibas-kibas rambut*. Karena pengalamanku mengajarkan tiap kali abis dipakein hair tonic yang pernah kucoba, rambut aku lepeeeeek parah. Jadinya kemarin-kemarin sempet males buat dipakein hair tonic, makin parahkan rontoknya. :(

Harga Bio Hair 123 sekitar 90-100 ribu. Kemarin aku beli bundle product, jadi hair tonic dan hair mask-nya cuma Rp 110-120 ribuan, aku lupa pastinya berapa... Lebih mahal sih dibanding tonic lainnya kaya Neril, Nature, dll, tapi sebanding kok dengan apa yang kita rasakan. :) 



Tuesday 1 September 2015

The Bath Box: Ocha, GDL Tea Tree dan Castile Summer

GDL Tea Tree - Ocha - Castile Summer

The Bath Box sekarang lagi happening banget. Aku udah lama tau, tapi baru mencoba produknya sekitar 6 bulan yang lalu. Produk pertama yang aku pesen Castile Summer. Castile sendiri punya 5 varian rasa, ada Winter, Summer, Breeze, Sunshine dan Plain. Aku milih Castile karena ini mengandung 75% olive oil which is bagus banget untuk kulit nantinya. Dengan segala kebingungan aku memilih  summer karena aku suka wangi sereh dan orange. 

Setelah produk sampai dan aku cobain, ternyata sabun ini ga kental kaya sabun biasanya. Sabunnya cair terus busanya ga terlalu banyak. Setelah dibilas, asli enak banget kulit aku cuma sayangnya wanginya ga sesuai dengan ekspektasi aku sih. Wangi serehnya strong banget, sampe ibu aku bilang kaya jamu hahaha. 

Kakak aku ternyata order bath box banyak banget :sabun, body lotion, masker, lip balm, hair treatment, sabun tangan. Ternyata dia beli Ocha dan baunya SUPER DUPER ENAK BANGET ASLI. Sekali aku pake buat cuci muka dan enak banget di muka, cuma kemaren kena mata pedih banget. Huhu. Tadinya aku juga mau pesen Ocha, tapi kakak aku rekomen Goats Don't Lie Tea Tree.

Hari ini paket aku sampe,. Produk ini katanya sih yang paling laku dengan basic produknya dari susu kambing. Review yang aku baca di Instagramnya, banyak yang bilang ini produk paling cocok untuk muka berjerawat dan sensitif. Semoga ya cocok buat aku. Cuma wanginya ga seenak Ocha. Wanginya lebih kaya kayu putih menurut aku hahaha. Terus teksturnya sedikit beda, ini rasanya lebih minyak dibanding Castile Summer. Padahal si Castile Summer lebih banyak menggunakan oil yah, jadi bingung. 

Jadi rekomen aku sih so far, cobain OCHA aja. Aromanya bikin rileks :)

Friday 31 July 2015

Sukabumi: Selabintana dan Mochi!

Kemarin aku, ibu dan kakak, jalan-jalan seharian di Sukabumi. Kalau setahun yang lalu aku nyoba ke Situ Gunung di Cisaat (Jugijakgijuk Bogor - Sukabumi), sekarang saatnya nyobain di kota Sukabumi-nya.

Berangkat dari Bogor jam 7.55 pake kereta ekonomi yang belinya H-1 di loket. Ternyata beli online lebih enak, sekarang penukaran tiket online ke tiket biasa bisa ngeprint sendiri tiketnya di Stasiun Paledang. Di sana disediakan PC dan printer, tinggal pencat-pencet, udah deh tiket jadi. Berhubung jejalannya hari Kamis, keadaan kereta ga terlalu penuh dan bisa duduk di tempat yang kosong sesuka hati. Di Sukabumi rencananya kita akan ke Selabintana dan pusat Mochi Kaswari karena dari referensi di blog lain cuma itu aja sih, aku pun ga tau lagi tempat rekreasi selain Selabintana.

Sampai di Stasiun Sukabumi sekitar 10.05. Saat keluar ada sekitar 2-3 orang yang menawarkan sewa angkot buat ke Selabintana, tempat oleh-oleh dan kembali lagi ke Stasiun. Aku sih emang ga tertarik jadi ga nanya-nanya berapa biayanya. Kita langsung cus naik ke atas dengan berjalan kaki santai melewati pasar sayur ke arah Sekolah Mardi Waluya. Jalannya sekitar 400-500 meter dari Stasiun. Menuju Selabintana kita bisa naik angkot No 10 warna merah dari pertigaan itu. FYI, buat naik angkot no 10 itu harus nyebrang dulu ya.

Selabintana ternyata agak jauh sekitar 20 menit naik angkot. Sesampainya di sana, bayar tiket masuk Rp 5000. Selabintana isinya ada restoran, penginapan, waterboom, dan tempat piknik gitu deh. Kita langsung ke atas, ke tempat yang banyak orang post foto di Selabintana apalagi kalau bukan foto ini.



Udara sejuk, pemandangan hijau, pohon rindang, background Gunung Gede,  فَبِأَيِّ آلَاء رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
Masyaallah! Sayangnya banyak sampah dimana-mana dan minim sekali tempat sampah.
Kita berjalan di rumput ijo itu sampe mentok ke atas. Sepanjang jalan, kita diikuti satu ibu yang nyewain tiker dan satu ibu jualan pop mie, kopi, cemilan. Sewa tiker Rp 15000, lumayan mahal ya. Terus yang jualan pop mi juga nawarin dagangannya. Dikarenakan cuacanya adem, sejuk, damai, jadinya bikin laper deh~ (alasan aje :p). Sambil beli dagangannya si ibu cerita kalo dia ambil barang dagangan dari koperasi setempat, jadi harga yang dia jual ke kita agak mahal. Dia sendiri ngakunya ambil untung cuma Rp 1500 per item.

Setelah bobo-bobo adem, adzan dzuhur berkumandang kita solat di mushola dan cabut ke Mochi Kaswari sekitar pukul 12.50. Dari Selabintana naik angkot yang sama dan turun di pertigaan Bunut. Atas dasar kesoktauan aku, aku ngeloyor aja jalan ke kiri setelah turun angkot. Ternyata, tempat mochi itu di pertigaan Bunut agak kebawah dikit ada pertigaan lagi ke kanan alias Jalan Bhayangkara. Dari petunjuk blog lain menuju sana bisa naik angkot, tapi kita mah jalan-jalan santai sambil tanya-tanya Gang Kaswari 2 disebelah mana. Gg Kaswari 2 ada disebelah kanan jalan di depan sekolahan gitu deh. Setelah ketemu tempatnya agak masuk 50 meter terus belok kiri ke gang sempitnya: Toko Mochi Kaswari. Tulisannya sih ga buka cabang dan penasaran banget ama mochinya yang katanya enak nget.

Abis belanja oleh-oleh kita cus makan siang di RM Bunut pertigaan tadi. Selesai makan, ternyata masih jam 14.00, kalau ke Stasiun kelamaan nunggu akhirnya melipir dulu ke KFC di Yogyamart, hahahaha. Makan di Bunut kurang nampol bumbunya, maklum lahir di Sumatera. Dari Bunut naik angkot merah lagi menuju daerah ABC (daerah Yogyamart situ deh). Sekitar pukul 15.00 kita cabut ke stasiun naik angkot warna hijau.

Sampai di Stasiun, pas abis adzan Ashar. Kereta berangkat pukul 16.05 padahal seharusnya berangkat 15.45 dan sampai di Stasiun Bogor pukul 18.10.

Akhirnya puas deh jejalan seharian di Sukabumi. :)
Sorry ga banyak foto yang mendukung karena gadget aku segede talenan ribet buat foto-foto :P

Monday 22 June 2015

Sterilisasi kucing, untuk kepentingan siapa?

Mami Beti
Kucing betinaku, si Beti, melahirkan keempat kalinya kemarin. Ketiga anaknya semuanya pada mati dengan bentuk yang aneh. Mukanya belum sempurna, belum ada matanya, kakinya kecil, dan badannya botak. Aku sih ga ikut bantuin persalinannya karena ga tahan liat yang begitu. Jadi aku bantuin nguburinnya aja depan rumah. Kakak aku bilang, "kalo kaya gini mah mending di steril aja deh". Dulu ibu aku pernah bilang ga boleh dalam Islam mengebiri kucing karena itu aku tolak saran Kakak. 

Sebenarnya, bolehkah kita mengebiri kucing? 
Kucing sama halnya seperti manusia. Punya hasrat atau hawa nafsu. Hawa nafsu diberikan oleh Sang Pencipta. Bolehkah kita menghilangkan hawa nafsu tersebut? Ada beberapa alasan majikan kucing mau mengebiri kucingnya:

  • Menekan populasi
  • Saat musim kawin kucing lebih tenang setelah di steril 
  • Mencegah kucing terlantar di jalan
  • Berumur lebih panjang
  • Tidak lagi melelahkan akibat melahirkan
  • Kesehatan kucing
Melihat beberapa alasan di atas, alasan tersebut lebih untuk kepentingan dari sudut pandang siapa, kucing atau manusia? Jelas manusia. Memang kucing tidak pernah juga berpikir secanggih itu, tapi kucing hanyalah binatang yang kodratnya hidup di dunia, kawin, berkembang biak, punya anak, lalu mati. Lalu kenapa kita repot-repot mau mencampuri kodrat alam atas nama mencegah kekejaman?

Mari kita bahas secara singkat. 

Banyak pecinta hewan dan kucing yang ingin mensterilisasi hewannya agar menekan populasi. Takut kucing-kucing terlantar di jalan, kalau terlantar hidupnya luntang-lantung ga tau mau kemana. Aku juga mengerti perasaan iba melihat kucing, apalagi anak kucing, yang sendirian kehilangan ibunya di jalan. Mengeong-ngeong sepanjang malam. Aku pun sempat menangis melihat itu, tapi apa daya aku tidak mampu merawat kucing lagi sehingga selemah-lemahnya iman, aku hanya bisa berdoa yang terbaik untuknya. Kasihan memang melihatnya, tapi kalau alasan agar tidak overpopulated, kayanya terlalu berlebihan. 

Aku pernah ke Pulau Tidung (eh, apa Pulau Pramuka ya) di sana banyaaaaak sekali kucing. Di sana kucingnya gemuk-gemuk. Mereka makan sisa-sisa ikan yang dimakan wisatawan. Apakah itu terlantar? Apakah melihat mereka mengais-ngais sampah ga pantes untuk kucing? Sekali lagi, kucing adalah binatang yang memang begitulah hidupnya mereka, liar di alam. 

Saat musim kawin, kucing yang sudah disterilisasi memang tidak akan punya keinginan, mereka akan lebih tenang dan lebih banyak menghabiskan waktunya dengan tidur. Tapi menurutku, kalau kita sayang kucing, tidak sepantasnya kucing dihilangkan hawa nafsunya. Allah menciptakan makhluk hidup agar dapat berkembang biak, meneruskan generasinya. Sedangkan beberapa pemilik kucing ingin memandulkan kucing, jelas ini bertentangan dengan tujuan Allah.

Si Beti melahirkan keempat kalinya. Setiap persalinannya dengan sekuat tenaga dia melahirkan sendiri di kandang. Selesai anaknya keluar, dia langsung menjilati dan makan tali pusarnya. Proses melahirkan memang berat bagi tiap betina, tapi itu juga suatu yang menyenangkan setelahnya. Berakit-rakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Sakit melahirkan, lalu mendapat hadiah berupa anak. Ketika anaknya yang dilahirkan cacat, kebanyakan si pemilik kucing tidak berkenan menerimanya. Lain hal kalau anaknya mati, tinggal dikubur. Lihat, di sini yang egois siapa? Pemilik yang tidak ingin kerepotan dengan anak kucing yang baru lahir. 

Saat kita memutuskan memelihara binatang maka kita turut bertanggung jawab anak kucing yang baru lahir. Karena kita pemiliknya tentu saja harus memberi makan, kalau sakit diobati, kalau melahirkan ikut mengurusnya dan juga menjaga mereka. Kalau kita tidak mampu mengurusnya, maka lebih baik melepaskannya di alam. Dan kalau kita takut, kucing di luar sana jadi gelandangan dan gembel, percayalah, rezeki sudah ada yang mengatur dan Allah Maha Mengetahui dan tidak pernah tidur. 

Beti, Chacha, dan Tarempu


Sepemahaman aku, Islam mengajarkan untuk tidak mengubah ciptaanNya. Jadi kalau mengibiri kucing ya termasuk mengubah ciptaanNya dan kodratNya. 

Saturday 20 June 2015

Balada Jerawat: Bye, Jerawat!

Jadi ceritanya aku mau menyambung cerita tentang postingan tahun-tahun lalu masalah jerawat. Hahaha. Iya, belum selesai masalah itu... Tapi kali ini aku mau memberikan solusi buat ngatasi si jerawat. Semoga cuma sampe trilogi aja ya, seterusnya ga ada lagi ama masalah jerawat. Fufufu.

Dulu, aku bilang udah pake macem-macem produk tapi ga ampuh, akhirnya kelirik juga tuh produk khusus segmen jerawat, namanya Acnes. Padahal udah dari kapan tau aku tau ini, tapi baru sempet coba pake sekitar 2 tahun yang lalu. Eh, alhamdulillah cocok banget, yang awalnya jerawat meradang seperti gunung berapi, berangsur-angsur kempes. 

Acnes Creamy Wash

Aku nyoba cuci muka pake Acnes Creamy Wash nya. It helps me to reduce oily face. My face shines brightly and got healthier. Jadi curiga juga kalo produk Acnes lainnya punya manfaat yang bagus.
Cerita punya cerita dari temen-temen aku, mostly they said this product is good. "apalagi obat totol yang buat ngeringin jerawat. Malem ditotolin, besok pagi udah kempes". Sounds good banget deh...





Acnes Sealing Jell
Acnes Spot Care

Akhirnya aku beli, Acnes Sealing Jell dan Acnes Spot Care. Jadi Acnes Sealing Jell ini yang bisa bikin jerawat jadi kempes cepet banget, daaaaan it works on me. Alhamdulillah, cihuy!

Terus kan ada masih ada bekas jerawatnya, untuk menghilangkannya aku usapkan aja si Acnes Spot Care. Kalo di keterangannya sih, ADVANCE FORMULA WITH DOUBLE WHITENING ACTIVITIES, FADE THE LOOK OF DARK SPOT AND SOFTEN SKIN. I should say, this product is not lying. Aku ngerasa banget kalo malemnya pake Spot Care, besoknya muka terasa lebih lembut dan lebih cling. Malah awal-awal pertama pake, muka aku jadi putih gitu. Sempet takut juga sih awalnya, tapi mengingat ini produknya Rohto, ilang ragunya.

Jadi for you yang masih bermasalah dengan jerawat aku saranin pake produk Acnes. 
Oiya, tambahan juga... kalo sebelum tidur biasain bersihin muka pake milk cleanser dan face toner. Yang cocok di muka aku milk cleansernya Wardah dan Viva (murah meriah). Terus kalo face toner nya sebenernya paling enak pake punya Wardah yang khusus buat jerawat. Tapi sekarang aku lagi nyoba face toner Oriflame - Love Nature yang tea tree. No breakout semuanyaaaa. 

Oia, satu lagi, sebenernya udah disebutin sih di postingan sebelumnya. Aku juga pake Acnes UV Tint nya untuk menjaga muka kulit ga belang. Jadikan muka bersih plus ga belang... Sayangnya Acnes ga ada bedak taburnya, cuma ada compact powder yang for oily skin seringnya ga cocok.


Sumber foto: Rohto.co.id (maaf males fotonya :P)