Pages

Saturday 13 April 2013

Review: Ghibli Series


Seperti janji gue kemarin, kali ini gue akan me-riview film-film Ghibli yang udah gue tonton. Dan akan gue urutkan dari yang paling gue suka. Oia, untuk rate-nya ini sangat subjektif dari diri gue ya, so selera orang pasti beda-beda ;) . Then, here I go!

  • My Neighbor Totoro (1988)
Iya, anime ini termasuk anime paling tua di antara judul yang lain. Di dalam film ini menceritakan seorang ayah bersama kedua putrinya yang baru pindah ke sebuah desa karena ingin lebih dekat tinggalnya dengan ibu mereka yang sedang sakit (terapi). Karakter kakak (Satsuki) dan adiknya (Mei) sangat antusias dengan alam, sangat ingin tau semua yang ada di desa tersebut hingga suatu hari Mei bertemu Totoro. Kalau menurut gue, tokoh Totoro ini sangat lucu bentuknya. Gembul, ga banyak omong, mukanya lempeng-lempeng aja dan cuddle-able banget. Hihihi. Totoro adalah sesosok makhluk gaib yang dipercayai oleh orang setempat sebagai penghuni di desa tersebut. Namun ternyata Totoro sangat baik hati dan tidak semenakutkan seperti stereotipe orang-orang mengenai hantu. Suatu hari Satsuki dan Mei sangat khawatir dengan keadaan ibu mereka dan ingin sekali segera bertemu. Tapi apa daya, mereka masih sangat kecil sehingga belum mengerti kemana jalan yang harus dituju. Akhirnya, Totoro datang bersama Catbus-nya untuk mengantar mereka ke ibu yang lagi di rumah sakit. Untung saja, momen itu masih tersampaikan jadi Satsuki dan Mei bisa pulang dengan lega. Oia, tokoh Totoro sendiri menjadi icon/logo dari Ghibli. Emang gemesin sih! :3
Rate: 4.4/5

  • Ponyo (2008)
Ponyo adalah yang memperkenalkan gue pada karya-karya Ghibli. Dan dari awal gue sangat terkesima dengan keunikan dari film ini. Cerita ini sangat fantasi dan jauh dari kehidupan nyata. Tapi gue masih bisa menerima jalan cerita ini. Diceritakan tokoh Ponyo adalah sesosok makhluk yang hidup di laut dan berubah menjadi anak perempuan. Ponyo cukup nekat kabur dari habitatnya dan berhijrah ke daratan menjadi seorang anak perempuan. Singkat cerita Ponyo diselamatkan oleh anak laki-laki yang baik hati (Sosuke). Ponyo diajari oleh Sosuke segala macam hal. Namun masih saja ada rintangan yang harus dihadapi Ponyo ketika dia memilih menjadi seorang manusia.
Rate: 4.1/5

  • Spirited Away (2001)
Udah jelas ya dari judulnya aja spirited away, kalo terjemahannya itu arwah gentayangan jadi di film ini ada arwah gentayangannya. Tapi arwah ini ga menakutkan kaya film Ju-on gitu. Jenis film ini adalah misteri, fantasi dan cerita yang indah. Berkisah tentang seorang anak perempuan yang masuk ke sebuah kehidupan lain. Kedua orangtuanya berubah menjadi jelmaan babi. Untuk menyelamatkan dan mengembalikan orang tuanya, Chihiro harus melewati petualangan dan sangat menegangkan. Selama itu, Chihiro dibantu oleh temannya, Haku, untuk berpetualang bersama di negeri aneh itu. Dan ternyata, Haku, dulunya sama seperti Chihiro. Haku dulu manusia juga, tapi dia terperangkap di dunia aneh itu dan tidak bisa keluar. Haku berusaha sekuat tenaga agar Chihiro dapat kembali ke dunia sebenarnya dan kembali hidup bersama orang tuanya. Dan tidak dapat dielakkan lagi, ada secercah cinta polos dan so sweet di antara mereka. Pokoknya seru deh! Tapi sayangnya, gue kurang suka dengan karakter animenya. Soalnya gambarnya terlalu binatang, hahaha. Ada babi, kodok, naga dan karakter-karakter ga jelas. Tapi ada yang lucu tuh, yang kepala doang kalo jalan loncat-loncat, lucu deh. 
Rate: 4/5

  • Grave of the Fireflies (1988)
Tahun keluarnya sama seperti My Neighbor Totoro, tapi sentuhan gambarnya begitu berbeda. Efek di film ini terlihat terlalu jaduuul sekali. Keliatan deh kalo ini bikinan lawas. Hehehehe. Tapi untuk ceritanya perlu diacungi jempol. Sebenernya ceritanya sangat simple. Cerita tentang seorang kakak (Seita) bersama adik perempuannya (Setsuko) di hari-hari terakhir mereka. Berlatar di era peperangan dunia kedua, Jepang di serang oleh musuh dan banyak meluluh-lantahkan korban. Salah satunya adalah ibu mereka sehingga Seita dan Setsuko pergi ke suatu desa untuk tinggal bersama tante kenalan ibunya. Seita masih berharap kalau ayahnya masih hidup, tapi ternyata ayahnya pun menjadi korban karena ayahnya adalah seorang prajurit yang bertempur di medan perang. Hidup bersama orang tidak cocok dengan Seita maupun Setsuko. Sering terjadi kesalah pahaman di antara mereka hingga akhirnya mereka pindah dan tinggal sendiri di suatu gua untuk berlindung dari bom. Di sana mereka hidup mandiri, mulai dari mencuci, memasak, mencari kayu bakar dan sebagainya. Walaupun begitu, mereka lebih bahagia tinggal berdua daripada bersama tante itu. Namun hidup terlalu berat bagi mereka. Uang tidak ada dan persediaan makanan menipis memaksa Seita mencuri di kebun orang. Diperparah keadaan Setsuko yang semakin melemah. Kulitnya memerah akibat sanitari yang tidak higienis, begitupun kesehatannya yang sangat lemah bagi seorang anak kecil. Hingga akhirnya... ah, terlalu pilu untuk diceritakan ketika Seita ditinggal pergi oleh Setsuko. :'(
PS: Kalo nonton ini siapin tisu sekotak yah soalnya sedih banget!
Rate: 3.8/5

  • From Up on Poppy Hill / Kokuhiro Hill (2011)
Keluaran tahun 2011 tidak berarti menceritakan kehidupan modern. Sebenarnya ini salah satu karya Ghibli bertemakan cinta dua remaja. Berlatar era 1960an tapi cukup menghibur dengan kisah cinta mereka. Yaaa, jaman dulu, kisah romantis apa sih yang kamu harapkan? Paling banter mah pa-liat-liat-an. Hehehe. Salah satu soundtrack di sini, gue suka banget. Judulnya "Asagohan no uta" atau yang artinya The Breakfast Song. Musik yang enak, lirik yang lucu dan pastinya ga bosen dengerin lagu ini. 
Rate: 3.5/5

  • The Borrower Arrietty (2010)
Hemm, udah lama gue nonton ini dan gue agak-agak lupa dengan ceritanya. Yang pasti Arrietty ini adalah manusia keciiiiiiiiiiil banget. Dia hidup bersama ibu dan ayahnya. Tugas ayahnya adalah mencari makan dengan cara "meminjam" makanan di dunia manusia sesungguhnya. Suatu hari Arrietty mengikuti ayahnya untuk "meminjam" makanan dan dia bertemu seorang remaja cowok dan membuat penasaran padanya. Suatu hari, keberadaan keluarga Arrietty ketauan oleh keluarga si cowok itu. Dan selanjutnyaaa, gue lupa. HAHAHA. Jadi tonton aja sendiri deh ;)
Rate: 3/5

  • My Neighbors the Yamadas (1999)
Akhirnya sampai juga di list terakhir. Hehehe. Yak, anime di film ini sangat berbeda dari biasanya. Dengan sentuhan Isao Takahata, gambar di anime ini cuma sekedar sketsa. Warnanya pun seadanya seperti sentuhan water color. Kalau ngeliat jenis gambar begini, mengingatkan gue pada Bakabon. Hyahyaaa~. Ceritanya pun bersegmen dengan tema berbeda-beda. Sangat menceritakan kehidupan nyata di Jepang. Yaaa, kaya slice of life keluarga di Jepang. Gue sendiri ga terlalu ngerti dengan ceritanya. Kalo gue baca review di blog orang,  katanya sih ini cerita tentang fact-comedy nya Jepang. Tapi ga lucu-lucu amat tuh, IMO loh :P . Tapi kalo masih tertarik dengan film ini, langsung aja deh tonton! :D
Rate: 2.7/5

Friday 12 April 2013

Ghibli - One of Kind Anime which's Through the Mainstream in Japan


Jepang sangat terkenal dengan animenya. Sepertinya yah, produksi anime di Jepang selalu bermunculan setiap saat, tidak ada matinya. Anime Jepang pun sangat beragam pada genrenya, ada kategori anak-anak hingga dewasa. Setiap pengarang anime mempunyai sentuhan gambar yang berbeda-beda. Ada yang gambarnya sekedar sketsa, ada yang 2D yang aneh, hingga gambar 3D dengan kualitas ciamik layak juaranya.

Gue sendiri adalah penyuka anime dengan tingkat 2.3/5 hahaha. Ga semua anime gue suka, ga semua judul anime gue hafal. Kalo waktu kecil, standar tontonan gue itu Doraemon, Shinchan, Hamtaro, Bakabon, Conan, Chibi Maruko-chan. Sedangkan anime yang perang-perangan, fantasi, yang punya kekuatan super natural, ga bisa gue nikmati karena gue bukan penyuka genre itu. 


Beberapa tahun ini, akhirnya gue mengenal anime yang diproduksi oleh Studio Ghibli. Film yang pertama kali gue tonton adalah Ponyo dan gue amat sangat terkesima dengan anime maupun jalan cerita yang diangkat di film tersebut. Dulu gue berpikir gambarnya payah banget, tapi pas kesini-sini, mungkin emang disengaja gambar seperti itu. Mengingat banyak anime yang menyuguhkan gambar kelas atas, detail gambar sangat rapih, dan kini Studio Ghibli mendongkrak keluar dari jalur mainstream di Jepang. 

Ghibli sendiri diambil dari bahasa Arab yang mempunyai arti "blow a new wind through the Japanese anime industry" (Wikipedia). Ternyata Ghibli ini udah lama loh, dari tahun 1985 yang mana gue aja belum lahir. Karya-karya Ghibi pun mendunia layaknya kartun buatan Disney. Namun sayangnya, nama Ghibli belum melegenda di telinga masyarakat Indonesia. IMO CMIIW. 


Dalang dibalik pembuatan karya Ghibli ini adalah Hayao Miyazaki dan Isao Takahata sebagai director nya dan Toshio Suzuki sebagai produsernya. Untuk setiap produksi filmnya, terkadang mereka berkolaborasi dengan beberapa screenwriters lainnya. Studi Ghibli tidak hanya memproduksi anime jenis film, tapi mereka pun membuat film anime dengan durasi 20-30 menit. Selain itu dulu Ghibli juga pernah mencoba di layar TV, namun sejauh ini yang sudah tampil baru satu, itu pun di tahun 1993 dan di tahun ini Ghibli akan mencoba kembali di ranah TV dengan 2 judul anime terbarunya. 

Jika kamu menonton film Ghibli, maka mata kamu akan dimanjakan dengan gambar-gambar fantasi luar biasa. Mengingat umur gue yang tidak muda lagi, saat melihat film tersebut seperti mengembalikan otak jernih gue waktu kecil. Penuh fantasi, penuh petualangan, sangat asyik di dunia sendiri, dan itulah yang membuat gue menyukai film Ghibli karena film-film itu seperti sebagai jembatan untuk mengembalikan masa kecil gue. Tidak hanya itu, banyak hikmah yang dapat diambil di film Ghibli. Dan apabila kamu menonton film Ghibli yang menyentuh hati, siap-siap sediakan tisu sekotak yah :P hihihi. 

Untuk kali ini cukup sekian dulu intronya, nanti akan gue lanjutkan dengan review film-film Ghibli yang sudah gue tonton. :)

Sunday 7 April 2013

Terus Melangkah

Berikut renungan gue lagi naik motor di jalan:

Menurut gue kehidupan itu mirip filosofi saat kita berada di jalan yang lagi nyetir motor. Jalanan ga selalu mulus, ada yang gradakan, ada yang bolong-bolong banyak lubang, ada yang berpasir, dan ada yang licin. Seperti kehidupan, hidup ga selamanya enak, terkadang kita harus menghadapi kenyataan kalo kita melewati masa-masa sulit.

Sesungguhnya masa sulit itu tidak akan terlalu terasa ketika kita jalani dengan pelan-pelan, menikmati prosesnya, mempelajari hikmahnya. Tapi kalo kita tergesa-gesa, mungkin kita agak sedikit kaget dengan apa yang terjadi.

Begitupun saat kita melewati lubang-lubang di jalan. Goyangan kencang akan begitu terasa saat berkendara cukup cepat. Sontak kita akan kaget dengan lubang yang baru terlewati.

Tapi kalo kita melewatinya dengan kecepatan 20 km/jam, goyangan di motor akan sedikit teredam dan kita tidak terlalu kaget.

Selain itu, saat kita berkendara tepat dibelakang mobil besar, kita harus waspada. Sekali lagi, jalanan tak selamanya mulus, jadi ketika ada lubang, jatuhlah kita ke lubang tersebut.
Lain halnya ketika kita mengambil jarak setidaknya 10 meter dari mobil, seenggaknya kita akan melihat dan dapat menghindari lubang tersebut.

Kalo ini dicerminkan pada kehidupan adalah, kita jangan berada dibalik orang besar, karena ga selamanya orang besar bisa melindungi kita. Yang bisa ngelindungi diri kita adalah diri kita sendiri.

Hehe, gue rasa cukup sekian filosofi nya.

Saturday 23 March 2013

Balada Jerawat: Masa (Masih Aja) Puber

Huft...
Ya gue mengawali post ini dengan hembusan nafas karena kali ini lagi-lagi gue akan ngomongin si jeriwi alias jerawat!
Sudah 2 tahun gue menjadi seorang penjerawat (ini istilah gue, ga boleh protes :p) daaan sebenernya gue udah ga terlalu concern dengan masalah ini. Gue udah ikhlas menjadi penyandang orang berjerawat (preet). Tapi, kadang emang ganggu ngets sih ini koloni yang bersemayam di singgasana pipi unyu gue. Entah itu bikin gatel, bikin item2 di pipi, bikin sakit mata kalo ngeliat muka. Wkwkwk.
Well, setelah postingan lama gue Balada Jerawat: masa (telat) puber dan sampe sekarang, keadaan jeriwi gue up and down. Alhamdulillah, walaupun gitu gue masih bisa bersyukur karena jerawat ini bukan jenis jerawat yang besar merah menyala dan penyebaran sampelnya juga sudah dapat terkendali sedikit. Jeriwi aku penyebaran cukup di kedua pipi, tapi kadang di bawah idung, juga jidat, ataupun dagu, oke ini namanya sama aja. Haha.

Gue udah melakukan pengobatan luar dalem, tapi hasilnya tidak terlalu memuaskan. Berikut beberapa upaya dan usaha yang udah gue kerahkan:
1. Maskeran: mulai dari bengkoang, timun, jeruk nipis+madu, tapiii ga ada efek ToT
2. Facial: it's a big no - no! Ini malah ngebuat perkolonian itu meradang
3. Obat gel: gue udah nyoba dari Mediklin Tr, Vitacid 0.05% hasilnya sebenernya ada pengaruh. Tapi udah berbulan-bulan gue pake, ternyata sistemnya hilang satu tumbuh satu, jadiii ya sama aja sih. Cuma ini emang ampuh buat jerawat cepet kering. Dan pengalaman gue ga sama dengan pengalaman orang lain yang pake vitacid, dengan 2 bulan muka doi langsung kaya jalan tol. Wuidih deh pokonya, sayangnya gue ga begitu. Hiks
4. Obat krim - kram: karena amat frustasi, gue memutuskan mencoba pengobatan lebih bermodal dan nyobain dokter di LBC. Gue udah nanya sana-sini ke temen2, dan ya, kata mereka oke punya, dan ya, kata mereka LBC lebih bagus dari natasha, dan ya, gue percaya. Setelah konsul dengan dokternya, gue dikasih sabun cuci muka, toner, krim pagi dan krim malam. Gue ga dibolehin pake sunblock saat itu. Katanya kalo udah bersih jerawat, baru nanti pake sunblock. Gue sih percaya2 aja. Daaaan, hampir 2 bulan lebih ternyata muka gue sama aja. Bener2 ga ada perubahan. Masih ga rela ama duitnya hikkkks.

Kayanya baru itu aja pengobatan gue, gue belum berani pake alat tukang dokter kaya semacem laser gitu-gitu. Dan emang ga ada anggaran juga sih :p kali ini gue biarkan apa adanya muka gue begini. Kalo kata lagu siape tuh, wanita cantik apa adanya, lupa euy ngaranna.

Sometimes tuh yah, gue ngeliat orang yang berjerawat, suka-suka aja tuh, cakep-cakep aja, malah kalo doi ga jerawatan, mungkin ga semenarik saat sedang berjerawat. Hahahaha, ini bukan pembelaan, tapi jujur dari hati :p

Oh well, lagi-lagi post ini bukan mau ngasih solusi, tapi cuma mau menyadarkan diri dengan masalah si jiriwi ini. Agak annoying sih, apalagi kalo ada yang ngomong,duh, kok jadi jerawatan?. How even could I speak up? Gue aja ga tau ini kenapa.



PS: sebenernya gue mau nyampein, kalo tadi pagi pas gue mau beli sunblock ama nyokap, ada SPG Ward*h yang sangat cantik dan baik. Nona itu memberitahuku kalo kita harus jaga muka dan menjelaskannya dengan rinci untuk step2 pengobatan dari produk yang direkomenkan. Jadi ritualnya adalah: cuci muka pake sabun muka - pake toner yang disarankan - pake serum vit C yang disarankan - kalo malem pake krim insentif acnes dari brand tersebut - dan sebelum bobo minum vitamin E. Rangkaiannya lumayan sih, semoga gue bisa menjalankannya dengan rajin teratur disiplin giat dan tawakal. Hahaha. Nona itu sangat tulus, setulus mukanya, alias mulus. Bweeee *garing*. Udah ah, next time gue mau nyoba review sunblock2 yang pernah gue pake. Oke deeeh, happy day along!

Tuesday 26 February 2013

Reply! ASAP

Udah nonton Reply 1997? Kalau gue, baru saja selesai. :D

Mungkin banyak yang belum tau Reply 1997 itu apa, so Reply 1997 adalah judul sebuah serial cerita cinta terbitan de-ha-min-guk alias Korea Selatan. Serial ini dikemas secara rapi, unik dan jauh terkesan dari drama cinta-cintaan yang creepy, murahan dan gampang ketebak. Pengambilan gambar yang tidak biasa seperti di drama-drama Korea lainnya, menjadikan salah satu daya tarik ketika gue menikmati serial ini. Jalan cerita yang maju-mundur membuat gue penasaran dengan kisah ini.

Ini adalah kisah persahabatan dan romantisme anak SMA di tahun 90-an. Pemeran utama adalah Sung Shi Won, Yoon Je, Tae Wong yang terlibat cinta segitiga antara kakak dan adik. Kalo gue yang menceritakan di sini ga bakal dapet feel-nya, hahaha, lebih baik langsung aja ditonton Reply 1997 karena kalian gak akan nyesel dengan tisu yang dihabiskan, perut yang sakit karena bumbu komedinya, serta rona merah di pipi yang ngebuat senyum-senyum sendiri. Dan yang membuat gue terkesan adalah ada part history nya yang nyritain kehidupan sebagai fans K-idol. Oke, pasti terkesan ini pasti norak, tapi ga kok, beneran, gue jamin.

Walaupun begitu, sebenernya banyak yang ingin gue komentari serial drama ini. Yaaah, tapi ini dari persepsi gue sebagai orang awam aja sih. Hahaha. Dan yang paling ingin gue komen adalah cast playernya.

  1. Sung Shi Won adalah main actrees, gue suka banget dengan akting cewek ini. Ga sok imut, ga dibuat-buat, suaranya yang serak, yaaah menurut gue mirip Hye Mi di Dream High walaupun beda, tapi mirip, tapi beda, tapiiiii ga tau deh. Selain itu, Shi Won sangat menjiwai peran saat menjadi fans Tony (Idola 90an).
  2. Yoon Je adalah main actor. Sebenernya, ganteng, tapi gue ga suka. Mukanya terlalu muda untuk meranin cowok berumur 33 tahun. (yang aslinya padahal sebenernya dia udah lumayan tua). Hahaha. Aktingnya agak kurang pas aja dengan perannya. Dia dituntut memerankan pria yang cool, pintar dan idola wanita. Tapi kalo dari penglihatan kaca burem gue, masih belum, masih kurang cool. Masih belum bisa memikat hati, #tsah. Hahaha. But afterall, okelah ke sini-sininya.
  3. Mo Yoo Jung adalah supported actress as Shi Won's bestfriend. Menurut gue dia teralu tua, tapi dia imut dan menyenangkan saat memerankannya.
  4. Joon He adalah supported actor as Yoon Je's bestfriend. Nah yang ini kompleks, ada satu sisi yang pas dan ga pas menurut gue. Ceritanya dia suka ama sahabatnya sendiri, yah u know. Emang sih kaum yang begitu ga melulu harus orang yang lemah gemulai atau temennya cewek-cewek semua. Tapi sepertinya kalo dikenyataan kaum begitu ya seperti Joon He ya. Joon He terlalu imut dan diceritanya dia bukan idola cewek-cewek, padahal kalo diliat pasti banyak cewek-cewek yang klepek-klepek dengan keimutan Joon He walaupun gue bukan salah satunya :P
  5. Hak Chan! adalah supported actor as Mo Yoo's boyfriend. Yang ini gue demen bangeeeeet, entah kenapa. Padahal ga ganteng-ganteng amat. Berkharisma juga ga. Tapi tatapan malu-malu kucing, salah tingkah, semua-muanya bikin gue 'eemmm, demen ama Hak Chan' :P
  6. Tae Wong adalah main-supported actor as Yoon Je's brother. Tinggi, manis, cakep, apalagi ya... tapi masih kurang sesuai dengan perannya. Masih kurang cool nya. And I'm a bit annoyed by his lips. :3
  7. Sung Jae adalah supported actor. Kalo dari muka, gue ga nyangka kalo dia meranin orang bawel. Malah gue kira dia tipe yang kasar, suka jail, yaaah kaya preman-preman gitulah. Tapi ternyata gak! Wkwkwk
  8. Aboji n Omma nya Shi Won. Suka ama couple ini. They act naturally. Daebak!

Hmmmm, tapi ketidak sempurnaan di atas ngebuat gue memahami bahwa yang tidak sempurna pun dapat memberikan nilai yang luar biasa kalo kita mau melihat lebih dekat. No one is perfect, but you could make it 'perfect'. :)

Happy watching!

Love this quote: Menyukai seseorang bukanlah pilihan, itu datang dari hati. :)

Sunday 10 February 2013

Excuse Me, Could I Excuse The Excuseness?

Kehidupan sosial di dunia semakin berkembang dan terus berkembang. Faktor teknologi, pergaulan, tuntutan, dan ke-excuse-an bisa jadi penyebab segala sesuatu yang dulunya tabu sekarang menjadi biasa, begitu juga sebaliknya.

Ga usah aneh-aneh, kita ambil contoh perihal cewek ngerokok di tempat umum. Dulu aja, cewek ketauan ngerokok bisa dianggap negatif oleh yang lain. Kalo sekarang, udah biasa-biasa aja kan, ga ada yang protes, ga ada bisik-bisik ke sebelah ngomong 'duh, yaampun tuh cewe ngerokok', rata-rata orang sekitar udah biasa ngeliat ini, baik itu di fastfood place, resto, kampus, atau halte.
Siapa yang salah kalo ternyata kehidupan sosial kian 'aneh'? Lagi-lagi jawaban yang paling diplomatis adalah: ga ada yang salah.

Terbentuknya keberagaman ini pasti didorong dengan rasa ingin tau, ingin coba, ingin bisa, ingin ini-itu. Iseng, mungkin awalnya. Lama-lama yang tidak biasa menjadi biasa dan ini merupakan suatu ke-excuse-an yang sering terjadi.

Misal, gue punya temen si A dan B. Mereka berbeda gender dengan status teman tapi dekat dan sering membahas tentang kehidupan, mulai dari pertemanan, sosial-masyarakat, animo yang happening, penyimpangan perilaku, hingga yang berbau dewasa. Tidak jarang mereka bercanda kalo mereka pernah begini dan begitu (intinya, deeper relationship with each other, exactly physically).

Awalnya gue dan temen-temen menanggapi dengan tidak serius sambil ketawa-ketiwi, kita berpikir ga mungkin mereka melakukan seperti itu. Tapi lama-kelamaan sepertinya yang diceritakan itu sesuatu yang fakta.

Memang ga pernah dapet buktinya, tapi gue dan teman yang lain bisa merasakan. Terus apa reaksi kita selanjutnya? Salah satu temen gue ada yang khawatir dengan hubungan mereka.

Suatu malam, si cowo akan nginep di rumah cewe yang lagi kosong. Temen gue memohon ke gue buat ngawasin mereka yang mana gue harus nginep juga di sana. Gue dengan santainya bilang ga bisa karena emang ga boleh sama orang rumah. Gue cuma ngasih statement ke temen gue: mereka udah gede, udah ngerti yang baik dan yang buruk, jadi yaudah biarin aja mau mereka apa.

Setelah itu gue ga ada rasa cemas, semuanya santai. Dan di sini gue baru sadar kalo ternyata gue udah punya gejala ke-excuse-an dengan berpikir mereka udah dewasa. Ke-bodoamat-an juga bisa memperburuk kehidupan sosial.

Seperti temen gue itu, gue ga terlalu masalah udah sejauh apa hubungan mereka, padahal kalo gue mau sedikit lebih care ke mereka, mungkin masih bisa mencegah apa yang harus dicegah. Setidak-tidaknya ga akan menular ke kitanya karena belakangan ini gue baru tau kalo akhlak yang buruk itu sesungguhnya menular melalui pertemanan.

Tuesday 8 January 2013

Tabi-es, Love Both!


my dearest kitty


my dearest oppa :*