Pages

Friday 25 November 2016

Fortune-teller

Untuk apa percaya bualan orang atas nama ramalan? Dulu ada, katanya dia bisa membaca masa depan. Teman saya tanpa ragu menyodorkan telapak tangan ingin diramal. Semua perkataannya dicermati khidmat. Teman saya percaya apa yang peramal katakan. Perkataannya bagaikan sihir, meyakinkan dan dapat dibenarkan. Kemudian teman-teman lain pun latah ingin diramal. Ga jauh-jauh topiknya adalah jodoh. 

Saya cuma ngeliatin sambil mengernyitkan dahi, kenapa mereka bodoh mendengarkan si pembual? Saya tanya mereka, mereka jawab cuma ingin tahu. Dalih ingin tahu bisa saja beririsan dengan membenarkan saat peristiwa itu terjadi dan pada akhirnya percaya di kemudian hari. Kalau sudah gini, perlu double check imanmu. 

Toh peramal itu, saya underestimate sekali. Kalo kata teman-teman saya, dia orangnya soleh, imannya bagus, taat pada agama. Memang kita ga bisa menolok ukur kesolehan seseorang, tapi orang soleh ga mungkin minumnya berdiri, pake tangan kiri lagi!

No comments: